Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memperbarui daftar hitam izin ekspor untuk puluhan perusahaan China. Ada 42 perusahaan yang dimasukkan ke dalam daftar buatan Kementerian Perdagangan AS.
Pemerintah AS kali ini mengklaim bahwa seluruh perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut terbukti mendukung militer Rusia. Salah satu hal yang dilarang adalah material pembuat rudal drone Rusia.
Perang Rusia dan Ukraina telah terjadi sejak tahun lalu. Baru-baru ini, Rusia menggunakan rudal untuk menyerang area utara Ukraina dan menewaskan 52 orang.
Dalam daftar hitam tersebut, ada sirkuit khusus yang ditahan. Ini termasuk mikroelektronik yang digunakan untuk membangun sistem presisi pada rudal drone. Kementerian Penegakan Ekspor AS mengatakan bahwa rudal dan drone Rusia merupakan alat penting dalam perang melawan Ukraina.
“Penambahan daftar larangan ekspor baru yang kami umumkan memiliki pesan penting. Jika ada negara yang menyuplai sistem pertahanan Rusia dengan menggunakan teknologi AS, kami akan mengambil tindakan tegas,” kata Matthew Axelrod, Asisten Menteri Penegakan Ekspor AS, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Namun, tidak hanya perusahaan China yang masuk dalam daftar tersebut. Terdapat juga tujuh entitas dari negara lain, termasuk Finlandia, Jerman, India, Turki, Uni Emirat Arab, dan Inggris.
Pemerintah China angkat suara terkait hal ini. Kementerian Perdagangan China menyebut tindakan AS sebagai upaya untuk melumpuhkan ekonomi negara yang dipimpin oleh Xi Jinping. Kementerian tersebut meminta AS untuk menghentikan tindakannya dan mengatakan bahwa AS harus berhenti menekan perusahaan-perusahaan China.
Artikel Selanjutnya:
Daftar 10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
(luc/luc)