Berita  

Kominfo Buka Tabir Nasib Satelit Rp 5,2 T yang Tidak Jadi Terlaksana

Proyek Hot Back-up Satellite (HBS) baru-baru ini resmi dihentikan. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo mengungkapkan nasib slot orbit satelit tersebut.

Direktur Infrastruktur Bakti, Danny Januar Ismawan, menjelaskan bahwa HBS adalah skema penyediaan barang dan jasa. Konsepnya adalah satu satelit untuk berbagai pemakaian.

Danny mengatakan, “Perjanjian pemerintah saat itu adalah untuk menyediakan 50 persen kapasitas, yaitu 80 Gbps dari total 160 Gbps.”

Slot orbit satelit tersebut dimiliki oleh Konsorsium Nusantara Jaya, yaitu PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera. Oleh karena itu, penghentian kontrak tidak akan mempengaruhi penggunaan slot orbit tersebut.

Danny menjelaskan bahwa konsorsium masih akan melanjutkan pembangunan satelit tersebut karena mereka memiliki rencana bisnis sendiri.

Danny juga mengungkapkan bahwa pihak konsorsium tetap berupaya untuk mengembalikan dana. Dengan demikian, tidak ada kerugian bagi negara akibat penghentian proyek HBS.

Dalam keterangan resmi di laman Bakti, proyek HBS memiliki nilai Rp 5,2 triliun. Dana sebesar Rp 3,5 triliun yang telah dikeluarkan akan dikembalikan oleh pihak konsorsium.

Danny menjelaskan, “Namun, kita berusaha agar tidak ada kerugian bagi negara, oleh karena itu skema pengembalian dana akan dipastikan dipenuhi oleh pihak konsorsium.”

Artikel Selanjutnya:

Satgas Bakti Ada Waktu 1 Tahun, Internet RI Sudah Sampai Mana

(npb/npb)

Exit mobile version