Pendapatan iklan Google, Meta, dan Snap mulai pulih. Teknologi kecerdasan buatan membuat iklan digital kembali menarik bagi para brand.
Pendapatan Google, Meta, dan Snap dari iklan digital berhasil melampaui perkiraan investor.
“AI membantu pengiklan menjangkau sebanyak mungkin orang dan sasaran yang paling ideal, dengan harga terendah,” kata Phiipp Schindler, Chief Business Office di Alphabet, induk usaha Google.
Perusahaan teknologi raksasa memang sedang berlomba mengembangkan fitur baru dengan memanfaatkan AI. Salah satunya adalah Performance Max, yang menggunakan AI untuk membantu memutuskan penggunaan anggaran di jejaring iklan Google.
Schindler mengatakan bahwa belanja iklan dari segmen ritel sangat kuat sepanjang Juli-September. Keandalan teknologi AI membantu brand untuk mempromosikan diskon kepada orang yang tepat, pada saat konsumen fokus pada harga dan kemudahan.
“Pendapatan iklan Alphabet naik 9,5 persen sepanjang Juli-September dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, YouTube mencatat lonjakan pendapatan 12 persen,” tambahnya.
Meta juga menyatakan bahwa iklan di platform milik mereka, Instagram dan Facebook, dilihat lebih banyak 31 persen dibanding tahun sebelumnya. Perusahaan tersebut memiliki rencana besar untuk mengucurkan modal ke pengembangan AI.
Facebook dan Instagram dalam beberapa tahun terakhir juga menggunakan AI untuk menunjang fitur pengukuran kinerja dan teknologi pemasaran. Keberhasilan teknologi AI Meta ini bahkan membuat Apple mengubah kebijakan privasi agar iklan tertarget di Facebook dan Instagram tidak lagi efektif.
Kini, Meta sedang membangun perangkat AI generatif untuk menciptakan berbagai variasi iklan digital.
“Perangkat Facebook-Instagram untuk menciptakan kampanye pemasaran bisa digunakan lebih cepat dan lebih mudah,” kata analis.
Peningkatan pendapatan iklan ini menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas dan hasil dari iklan digital.
