Google mengumumkan perubahan pada tampilan Maps di wilayah Israel dan Gaza. Kabarnya, perubahan ini dilakukan atas perintah langsung dari Israel.
Pada Google Maps, fitur ‘live traffic’ atau pantauan macet secara langsung tidak lagi ditampilkan. Google telah mengonfirmasi kebijakan ini kepada Bloomberg.
Google menjelaskan bahwa kebijakan ini dilakukan setiap kali terjadi konflik di suatu wilayah, dengan tujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
“Seperti yang kami lakukan sebelumnya dalam situasi konflik dan sebagai respons terhadap perkembangan kondisi di wilayah Gaza, kami menonaktifkan kemampuan melihat macet secara live untuk sementara waktu. Kami melakukan ini dengan mempertimbangkan keselamatan masyarakat sekitar,” kata perwakilan Google seperti dikutip dari Engadget.
Meskipun fitur ‘live traffic’ dinonaktifkan, masyarakat di sekitar Israel dan Gaza masih bisa mendapatkan informasi rute dan estimasi waktu tiba melalui layanan peta digital Google, yaitu Maps dan Waze.
Bloomberg melaporkan bahwa langkah yang diambil oleh Google merupakan permintaan dari otoritas pertahanan Israel. Permintaan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi tentang gerakan pasukan Israel kepada Hamas.
Israel khawatir bahwa jika fitur Live Traffic tetap aktif, Hamas dapat memantau pergerakan pasukan Israel saat akan melakukan serangan darat. Di Amerika Serikat dan Uni Eropa, Hamas telah dianggap sebagai organisasi teroris.
Sebelumnya, Google juga pernah melakukan hal serupa pada tahun 2022 di Ukraina ketika Rusia melakukan serangan besar-besaran di negara tersebut.
Hingga saat ini, hanya Google yang diketahui mematikan fitur Live Traffic di Gaza dan Israel. Belum ada informasi apakah Apple juga menerapkan kebijakan serupa dalam layanan Apple Maps.