Pada awal pekan ini, Gibran Rakabuming Raka resmi diumumkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk melaju ke Pemilu 2024. Ia berpasangan dengan capres Prabowo Subianto dari partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Pengumuman tersebut dilakukan setelah pertemuan para ketua umum partai KIM pada Minggu (22/10). Pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah dilakukan pada Rabu (25/10).
Setelah pengumuman Prabowo-Gibran, warganet atau netizen langsung mengucurkan berbagai komentar di media sosial. Setidaknya 29.700 tweet terkait Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membanjiri Twitter setelah deklarasi.
Beberapa netizen memberikan komentar negatif terkait keputusan Gibran menjadi cawapres Prabowo. Mereka menganggap hal ini hanya sebagai drama, lelucon, dan strategi politik untuk memenangkan pertarungan dengan pasangan AMIN.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, merilis laporan mengenai analisis percakapan di internet terkait pencawapresan Gibran. Data tersebut diambil dari 21-23 Oktober 2023.
Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas diskusi di media sosial terkait pencawapresan Gibran 41% adalah percakapan negatif, sedangkan percakapan positif sebesar 39%.
Netizen telah memprediksi bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengesahkan aturan tentang batas usia minimum calon wakil presiden merupakan langkah untuk membuka jalan bagi Gibran untuk mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2024.
Kelompok pendukung Ganjar atau PDIP lebih banyak mengungkapkan kekecewaan terhadap pencawapresan Gibran dibandingkan pendukung Anies dan Cak Imin.
Pendukung Ganjar/PDIP banyak yang menyebut Gibran sebagai pengkhianat yang memanfaatkan PDIP untuk mencari kekuasaan. Narasi yang berkembang adalah bahwa PDIP “dibuang” oleh Jokowi dan Gibran.
Di sisi lain, narasi dari pendukung Prabowo-Gibran menyoroti reaksi Jokowi terhadap pencawapresan Gibran. Pasalnya, Jokowi sering kali dipermalukan oleh PDIP atau Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang mengatakan bahwa Jokowi tidak memiliki “power” tanpa PDIP.
Selain itu, netizen juga memberikan sindiran kepada Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Partai Demokrat terkait pencawapresan Gibran.
Data yang dikumpulkan oleh Drone Emprit diambil dari media online dan Twitter. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan kata kunci ‘Gibran’, ‘Walikota Solo’, dan ‘@gibran_tweet’.