Konflik di Timur Tengah antara kelompok Hamas dan Israel semakin panas. Serangan dari Israel melalui udara dan darat telah melumpuhkan jalur Gaza. Kelompok Hamas pun melakukan serangan balasan dengan meluncurkan rudal pada Selasa (31/10) kemarin. Lebih dari 8.000 warga Palestina tewas akibat insiden ini. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat dunia geram. Akibatnya, popularitas gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) semakin meningkat di beberapa negara.
BDS adalah gerakan penolakan dari konsumen guna meyakinkan para pelaku perdagangan di seluruh dunia untuk berhenti menjual produk asal Israel. BDS juga bertujuan untuk memberikan tekanan ekonomi kepada Israel agar memberikan hak setara kepada Palestina. Umumnya, gerakan BDS mencakup perusahaan yang melibatkan pemukiman ilegal, mengeksploitasi sumber daya alam dari tanah Palestina, dan menggunakan warga Palestina sebagai tenaga kerja murah.
Berikut adalah beberapa produk teknologi milik Israel yang diboikot melalui gerakan BDS:
1. HP: Menurut BDS Movement, perusahaan-perusahaan merek HP menyediakan dan mengoperasikan teknologi yang digunakan oleh Israel untuk menjaga sistem apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukiman di atas rakyat Palestina.
2. Siemens: Siemens diklaim terlibat dalam usaha ilegal Israel untuk pembangunan EuroAsia Interconnector di pemukiman. EuroAsia Interconnector ini direncanakan untuk menghubungkan jaringan listrik Israel dengan Eropa. Dilaporkan, pemukiman ilegal di tanah Palestina akan dicuri untuk mendapatkan manfaat dari perdagangan listrik antara Israel dan Uni Eropa yang dihasilkan dari gas fosil.
Selain itu, ada beberapa startup buatan Israel yang masih diminati, termasuk di Indonesia:
1. Waze: Layanan peta digital ini menggunakan data real-time dari pengguna untuk memberikan rute terbaik dengan memperhitungkan kecelakaan dan kemacetan.
2. Tailor Brands: Startup ini menyediakan layanan pemasaran yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan menyediakan logo dan desain web yang dipersonalisasi.
3. Helios: Startup ini membuat perusahaan yang dapat memecahkan masalah dan menguji layanan serta aplikasi.
4. Firebolt: Startup ini mengembangkan data cloud yang memungkinkan pengguna untuk mengakses wawasan dan melakukan analisis dengan cepat.
5. Jolt: Startup ed-tech ini telah mengumpulkan pendanaan yang signifikan dan telah meluluskan banyak lulusan yang bekerja di perusahaan besar seperti Uber, Netflix, dan Facebook.
Dengan meningkatnya popularitas gerakan BDS dan boikot terhadap produk-produk Israel, dapat diharapkan ada tekanan ekonomi yang dapat mempengaruhi Israel untuk memberikan hak setara kepada Palestina.