Penjahat siber sekarang sudah tidak hanya memfokuskan pada individu. Korporasi dan institusi pemerintahan juga menjadi target para pelaku kejahatan di dunia maya.
Product Manager SIEM Multipolar Technology, Ignasius Oky, menjelaskan bahwa ancaman serangan siber semakin nyata bagi korporasi seiring dengan pergeseran aktivitas konsumen dan pegawai ke dunia digital.
“Yang pertama, kita melihat ada perubahan perilaku karyawan yang dulunya bekerja di kantor dan semua data ada di dalam kantor, sekarang dibawa pulang,” ujarnya dalam acara Cyber Security Forum, Kamis (2/11/2023).
Oleh karena itu, perusahaan saat ini membutuhkan perangkat yang dapat membantu penanggung jawab keamanan teknologi informasi dalam memantau perangkat di luar kantor dan pada hari libur.
Tantangan berikutnya adalah antarmuka pengguna yang semakin kompleks, termasuk dalam hal kecerdasan buatan. Bahkan, sekarang sulit untuk membedakan antara sistem dan manusia.
Terakhir, adalah kemampuan sumber daya manusia. Dengan teknologi yang terus berkembang, tim keamanan siber harus terus dilatih.
Untuk menghadapi tantangan ini, ada beberapa produk TI yang dapat digunakan. Salah satunya adalah platform yang bekerja seperti CCTV untuk memantau aktivitas di jaringan perusahaan.
Plaform ini bekerja seperti mata yang melihat apa yang terjadi di sekitar kita, lalu menganalisis apakah itu merupakan hal negatif atau positif yang dapat memicu insiden keamanan.
“Data yang dikumpulkan secara masif oleh IBM akan dianalisis untuk menunjukkan risiko apa saja yang mungkin menjadi potensi dari ancaman siber,” katanya.
Solusi lain adalah perlindungan terhadap perangkat yang telah terinfeksi malware sebelum terhubung ke dalam sistem perusahaan.
“Kita tidak tahu apakah perangkat tersebut sudah terinfeksi malware atau ransomware. Kita mungkin menjadi salah satu pintu masuk utama bagi para peretas,” katanya.
(dem/dem)