Berita  

Pada Akhirnya, Kekhawatiran AI Hanya Membuat Amerika dan China Bersatu

China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa telah setuju untuk bekerja sama dalam mengelola risiko kecerdasan buatan (AI). Persetujuan ini dicapai dalam pertemuan di Inggris yang bertujuan untuk membuat peta jalan yang aman bagi teknologi AI. Lebih dari 25 negara, termasuk AS, China, dan Uni Eropa, menandatangani “Deklarasi Bletchley” yang menyatakan pentingnya kerja sama dan pendekatan yang sama dalam pengawasan teknologi AI. Seiring dengan perkembangan pesat AI, banyak eksekutif teknologi dan pemimpin politik yang telah mengingatkan bahwa AI dapat menjadi ancaman nyata jika tidak dikendalikan. Untuk mengelola perkembangan AI secara aman, seorang wakil menteri China bergabung dengan pemimpin Amerika Serikat, Uni Eropa, dan bos teknologi seperti Elon Musk dan Sam Altman dalam pertemuan di Bletchley Park. Deklarasi ini menetapkan dua agenda, yaitu mengidentifikasi risiko-risiko yang perlu diperhatikan bersama dan membangun pemahaman ilmiah tentang risiko-risiko tersebut. Selain itu, deklarasi ini juga bertujuan untuk mengembangkan kebijakan lintas negara dalam mengurangi risiko-risiko tersebut. Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok, Wu Zhaohui, mengatakan bahwa China siap meningkatkan kolaborasi dalam keselamatan AI untuk membantu membangun kerangka tata kelola internasional. Ia juga menekankan bahwa semua negara memiliki hak yang sama untuk mengembangkan dan menggunakan AI. Kekhawatiran mengenai dampak AI terhadap perekonomian dan masyarakat muncul sejak OpenAI, yang didukung oleh Microsoft, memperkenalkan ChatGPT ke publik. Hal ini menciptakan kekhawatiran, termasuk di kalangan para ahli AI, bahwa mesin dapat mencapai kecerdasan yang lebih tinggi dari manusia dan menimbulkan konsekuensi yang tidak terbatas dan tidak diinginkan.