Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengungkapkan bahwa ada beberapa bentuk serangan yang telah ditemukan oleh BSSN selama tahun 2022 dan 2023, dan salah satunya terkait serangan malware. Namun, serangan siber yang bersifat sosial, terutama terkait dengan pemilu tahun depan, menjadi salah satu prioritas bagi BSSN.
BSSN fokus dalam mengumpulkan informasi yang beredar di masyarakat yang dapat menjadi target manipulasi dan cuci otak individu, dengan tujuan menciptakan kekacauan di tengah-tengah masyarakat.
“Salah satu hal yang kita temukan adalah propaganda hitam,” kata Ariandi dalam Forum Keamanan Siber, Kamis (2/11/2023).
Ia menyatakan bahwa BSSN secara rutin melakukan identifikasi serangan siber, termasuk melalui Penilaian Keamanan IP. Hal ini dilakukan terutama kepada kementerian/lembaga pemerintahan, terutama kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), dengan tujuan agar pemilihan umum dapat berjalan dengan damai.
“Tetapi Penilaian Keamanan IP tidak pernah selesai, mengingat kerentanan yang mungkin berasal dari mana saja. Itulah mengapa kami melakukannya secara berkala,” kata Ariandi.
Seperti yang diketahui, data telah menjadi aset berharga yang bahkan lebih berharga daripada minyak. Sekarang, komoditas data telah berubah. Awalnya, data digunakan hanya untuk eksistensi kelompok tertentu, tetapi sekarang motifnya lebih mengarah kepada aspek ekonomi.
Ariandi menegaskan bahwa BSSN juga melakukan patroli dan investasi dalam serangan siber yang bersifat teknis maupun sosial, melalui Pusat Operasional Nasional.
(Artikel ini telah disadur dari CNBC Indonesia)