Berita  

Jual Data Rumah Sakit, Bukan Hanya Kemhan yang Tertarik

Jual Data Rumah Sakit, Bukan Hanya Kemhan yang Tertarik

Penjual data di situs Kementerian Pertahanan, akun anonim Two2 ternyata telah menjual beberapa data dari pemerintah sejumlah negara. Selain itu juga berhasil membobol beberapa rumah sakit di Indonesia.

“Bukan hanya menjual data-data dari Kemhan. Dia juga menjual beberapa data negara-negara lain. Targetnya adalah pemerintahan termasuk pemerintah Serbia, Bangladesh, Laos, Syriah, dan Bhutan,” kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, Pratama Persadha dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (3/11/2023).

“Di Indonesia, selain Kementerian Pertahanan juga berhasil melakukan peretasan ke rumah sakit-rumah sakit di Indonesia,” jelasnya menambahkan.

Terkait dugaan pembobolan situs itu, Pratama mengakui cukup prihatin. Sebab Kementerian Pertahanan seharusnya bekerja untuk melakukan pertahanan.

Apalagi mengingat Kementerian Pertahanan terkait hal bersifat strategis dan rahasia. Selain itu juga berhubungan pertahanan hingga TNI.

“Agak memprihatikan karena Kemhan harusnya jadi lembaga yang cukup powerful. Namanya juga Kementerian Pertahanan harusnya bisa melakukan pertahanan,” ungkap Pratama.

Kabar situs Kemhan diretas berasal dari akun X bernama @stealthmode_int. Akun itu menginformasikan data yang diretas sebesar 1,64 TB dan terdapat 1.484 kredensial yang terbuka di dark web.

Akun itu memperkirakan kebocoran data karena malware Stealer. Namun perlu dilakukan penyelidikan untuk masalah ini.

Sementara itu, pihak Kemhan juga telah buka suara terkait dugaan peretasan. Biro Humas Setjen Kemhan menjelaskan pihaknya telah menurunkan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer (Computer Security Incident Response Team / CSIRT).

Tugas tim tersebut melakukan assesment jaringan data dan internet. Tujuannya melakukan investigas dan memastikan keamanan pada jaringan data serta internet di lingkup kementerian tersebut.

Untuk membantu proses assesment, situs Kementerian Pertahanan juga dimatikan untuk sementara waktu. Penonaktifan situs juga dilakukan sebagai langkah preventif.

Setelah semua assesment selesai, Biro Humas menjanjikan akan menghidupkan kembali situs Kementerian Pertahanan.

Exit mobile version