CEO X Linda Yaccarino sedang dihadapkan pada krisis kredibilitas karena pengiklan menyetop pengeluaran mereka ke platform milik miliarder Elon Musk tersebut. Hal ini dipicu dugaan bahwa Elon Musk mendukung gerakan anti-Yahudi di media sosialnya. Menurut laporan Forbes, Yaccarino telah dihubungi oleh banyak eksekutif periklanan yang mempertanyakan mengapa dia mempertaruhkan reputasinya untuk melindungi perilaku Musk. Mereka juga menyarankan agar Yaccarino dapat menyatakan sikap yang menentang rasisme dan antisemitisme dengan mengundurkan diri dari X. Dia sejauh ini menolak permohonan mereka, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Forbes, Senin (20/11/2023).
Pekan lalu, Musk secara eksplisit mendukung teori konspirasi anti-Yahudi. Laporan dari pengawas media, ‘Media Matters’, menemukan bahwa iklan dari perusahaan besar termasuk IBM dan Amazon ditempatkan di sebelah konten yang mempromosikan Nazi dan nasionalisme kulit putih. Ini mendorong pengiklan termasuk Apple, Disney, dan IBM menarik diri dari kerja sama iklan dengan X. Bahkan, Gedung Putih mengecam pernyataan Musk yang setuju dengan pengguna X penganut teori konspirasi bahwa komunitas Yahudi telah mendorong kebencian dialektis terhadap orang kulit putih.
Pada tanggal 16 November, Yaccarino menanggapi hal tersebut dalam sebuah postingan di X dan mengatakan: “Pandangan X selalu sangat jelas bahwa diskriminasi oleh semua orang harus DIHENTIKAN secara menyeluruh. Menurut saya itu adalah sesuatu yang bisa dan harus kita sepakati bersama. Terkait platform X, kami juga sangat jelas menyatakan upaya memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk hal tersebut di mana pun di dunia ini. Hal ini jelek dan salah. Titik,” kata Yaccarino.
Pendekatan pribadi terhadap Yaccarino yang dilakukan oleh para eksekutif periklanan terjadi ketika X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, berjuang untuk menyesuaikan diri di bawah Elon Muak yang tidak ramah pengiklan karena perilakunya. Setelah hampir belasan tahun bekerja di NBCUniversal sebagai eksekutif periklanan, Yaccarino direkrut enam bulan lalu di X untuk meredakan kegelisahan pengiklan atas lonjakan ujaran kebencian dan konten ‘beracun’ di Twitter sejak Musk membeli platform tersebut Oktober tahun lalu.
Namun, dalam wawancara pertamanya setelah mulai menjabat sebagai CEO, Yaccarino menyatakan bahwa dilihat dari semua metrik obyektif, X adalah platform yang jauh lebih sehat dan aman dibandingkan tahun lalu. Ia berjanji untuk membuat tool yang membantu memberi pengiklan kontrol lebih besar terhadap konten apa yang akan menampilkan iklan mereka. Namun, langkah-langkah baru yang diterapkan perusahaan untuk melindungi pengiklan tidak berjalan sesuai janji. Buktinya, menurut laporan Media Matters, iklan yang dipasang oleh Apple, Bravo, Oracle, Xfinity, dan IBM muncul di samping postingan yang menggembar-gemborkan Hitler dan Nazi. Di luar konten kebencian itu sendiri, kegagalan Twitter untuk memenuhi janji perlindungan lainnya yang membuat marah para brand, sehingga menarik iklan yang mereka pasang di X.