Sebuah startup asal Belanda cukup ambisius dalam mengejar impiannya untuk memungkinkan kelahiran bayi yang aman di luar angkasa. Startup bernama Spaceborn United ini didirikan oleh Egberd Edelbroek yang fokus meneliti ekosistem luar angkasa dengan tujuan memungkinkan “pembuahan” alami dan kelahiran bayi di lingkungan dengan gravitasi rendah di Mars.
Edelbroek menyadari bahwa proses reproduksi manusia yang aman di luar angkasa, mulai dari hubungan seksual hingga kelahiran, sangat berat. Namun, ia yakin bisa mewujudkannya pada masa hidupnya.
Menurut Edelbroek, Bumi dan umat manusia perlu menjadi spesies multi-planet. Jika pemukiman manusia yang independen di luar Bumi ingin terwujud, maka solusi dari masalah reproduksi perlu dicari. Salah satu permasalahan utama dalam reproduksi di luar Bumi adalah gravitasi. Tanpa gravitasi, atau dengan level gravitasi yang berbeda, proses pembuahan ovum oleh sperma sulit terjadi.
Untuk mengatasi hal ini, Spaceborn mengembangkan perangkat serupa IVF, tempat fertilisasi ovum dan embrio tumbuh. Perangkat tersebut “diputar” untuk mereplikasi gravitasi Bumi. Saat ini, perangkat tersebut mulai digunakan untuk bereksperimen dengan gamete (sel reproduksi) tikus.
Embrio hasil pembuahan di luar angkasa kemudian dibekukan, untuk menghentikan sementara proses pertumbuhannya sekaligus untuk melindungi mereka dalam perjalanan kembali ke Bumi. Rencananya, perangkat dan sel reproduksi tikus diluncurkan ke luar angkasa pada akhir tahun depan. Uji coba dengan embrio manusia akan dilakukan 5-6 tahun setelahnya.
Pada Agustus 2021, Spaceborn telah mengirim 720 embrio tikus ke stasiun luar angkasa. Dalam eksperimen tersebut, bahaya dari reproduksi di luar angkasa terbukti. Hanya 23,6 persen dari embrio tikus yang diinkubasi di luar angkasa bisa mencapai tahap blastocyst dan hanya 29,5 persen dari embrio yang diinkubasi yang selamat. Embrio yang diinkubasi di Bumi punya peluang mencapai tahap blastocyst sebesar 61,2 persen.