Berita  

Setiap Hari Ada Setengah Juta Aplikasi Penipuan Baru yang Muncul, Sangat Seram

Jakarta, CNBC Indonesia – Ternyata aplikasi penipuan sangat mudah untuk dibuat. Hanya butuh satu jam untuk menciptakan perangkat lunak berbahaya yang mampu mengakses kamera, pesan, panggilan, penyimpanan, mikrofon, lokasi, dan kontak dari ponsel korban.

Fakta lain yang diungkapkan adalah, dengan waktu yang relatif singkat, pemburu ancaman dunia maya Ngo Minh Hieu dari Pusat Keamanan Siber Nasional Vietnam, menemukan lebih dari setengah juta aplikasi malware semacam itu dibuat setiap harinya.

Hieu menyebutkan bahwa pembuatan malware merupakan hal yang umum, sehingga ada alat yang tersedia untuk umum, yang dikenal sebagai perangkat lunak sumber terbuka, yang dapat digunakan oleh penipu untuk membuat aplikasi mereka secara otomatis.

“Ini biasanya merupakan langkah pertama bagi sebagian besar peretas saat ini,” kata Hieu, seperti dilansir dari Channel News Asia (CNA), dikutip Sabtu (25/11/2023).

Menurut Hieu, pembuatan aplikasi malware mirip seperti membuat mangkuk salad sendiri, di mana peretas dapat memilih fitur apa yang diinginkan untuk aplikasinya, seperti akses ke pesan korban, dan mendapatkan produk akhirnya dalam waktu satu jam.

“Sumber daya peretasan dan penipuan juga mudah ditemukan di aplikasi perpesanan Telegram, tempat pengembang berbagi tip dan trik,” jelasnya.

Hieu menyebut, bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman teknis, mendapatkan aplikasi malware semudah berbelanja di platform e-commerce eBay. Penipu dapat menggunakan Telegram untuk berlangganan “malware as a service” atau “phishing as a service”, yang berarti dengan biaya US$300 hingga US$500, mereka dapat mengakses malware pilihan mereka selama sebulan.

Hieu sendiri mengetahui satu atau dua hal tentang cara kerja penipu malware karena ia sempat menjadi pelaku hal tersebut. Pada usia 14 tahun, ia melakukan peretasan “hanya untuk bersenang-senang” dan ketika berusia 16 tahun, dia mulai menghasilkan uang dengan mencuri rincian kartu kredit, yang membantu mendanai pendidikan perguruan tinggi di Selandia Baru.

“Ia juga insiden penting yang menargetkan politisi atau jurnalis tertentu untuk mencuri informasi,” kata Hieu. “Dibutuhkan banyak uang dan waktu untuk berinvestasi atau meneliti kerentanan ini (melalui telepon).”

Ia menyebut aplikasi malware itu bisa mempengaruhi Android, Windows atau iOS. “Fitur keamanan ponsel tidak akan pernah bisa mengejar 100 persen tingkat pembuatan malware. Setiap hari, saya menemukan lebih dari setengah juta malware baru,” katanya.

Sementara itu, menurut data Otoritas Keamanan Informasi negara, Vietnam mengalami peningkatan penipuan online sebesar 64% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan jumlah insiden dalam lima tahun terakhir terkait dengan malware.

Menurut Dewan Teknologi Global, banyaknya aktivitas penipuan telah menjadikan Vietnam sebagai salah satu dari 10 pusat kejahatan dunia maya terbesar di dunia. [Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

9 Cara Tahu Link Berbahaya atau Tidak, Cek Biar Tak Terjebak

(dce)

Exit mobile version