NASA mengatakan bahwa pria yang melakukan perjalanan antariksa dalam jangka waktu lama bisa mengalami disfungsi ereksi yang berkepanjangan karena paparan radiasi. Jaringan ereksi para astronaut pria akan rusak akibat paparan radiasi kosmis galaksi dalam jangka waktu lama, dan masalah ini bahkan akan terus dirasakan setelah mereka kembali ke Bumi.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Federation of American Societies for Experimental Biology’s (FASEB) Journal, paparan radiasi kosmis galaksi dalam jangka waktu lama akan merusak jaringan ereksi para astronaut pria. Para peneliti menyatakan bahwa penemuan ini “mengungkap risiko kesehatan baru yang harus dipertimbangkan dalam perjalanan jauh menembus antariksa.”
Untuk menguji dampak radiasi kosmis galaksi dan mikro-gravitasi terhadap jaringan ereksi, peneliti menggunakan 86 tikus jantan dalam percobaan selama 4 pekan di laboratorium radiasi antariksa milik NASA di New York. Dalam eksperimen tersebut, tikus dibius kemudian dipaparkan dengan berbagai level radiasi dari sudut 30 derajat. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus percobaan mengalami stres oksidasi dan merusak arteri yang membawa darah menuju penis dan jaringan ereksi, bahkan pada tingkat paparan yang sangat rendah.
Kondisi tanpa gravitasi juga berdampak ke jaringan tubuh tikus. Para peneliti menyatakan bahwa kondisi ini tidak mengejutkan karena sebelumnya telah ada riset yang menunjukkan bahwa radiasi kosmis merusak endothelium dan jaringan saraf yang sangat penting dalam fungsi ereksi.
Namun, penelitian tersebut juga membawa kabar baik bahwa disfungsi ereksi akibat radiasi kosmis dan mikro-gravitasi bisa diobati. Perawatan yang menyasar jaringan dengan redox dan nitrat oksida menunjukkan perkembangan fungsional, artinya disfungsi ereksi bisa diobati.