Pinduoduo Mengancam Posisi Alibaba Sebagai Raja E-commerce China
Jakarta, CNBC Indonesia – Posisi Alibaba Group sebagai raja e-commerce China terancam oleh pesaingnya yang relatif merupakan pemain baru, Pinduoduo (PDD).
Dalam laporan kinerja terbaru, PDD mencatat pertumbuhan pendapatan transaksi hingga 315%. Sementara Alibaba ‘hanya’ 9% dan JD hanya 1,7%.
Saham Alibaba Group yang terdaftar di bursa AS turun 3,2%, dikutip dari Reuters, Senin (4/12/2023).
Secara kumulatif, saham Alibaba Group turun 17% sejak bulan lalu ketika perusahaan yang didirikan Jack Ma itu melaporkan penundaan spin-off unit bisnisnya.
Sejak ditinggal Jack Ma, Alibaba Group terus mengalami tantangan dalam mempertahankan posisinya. Mulai dari pandemi yang membuat Alibaba terpaksa PHK besar-besaran dan efisiensi, hingga Daniel Zhang yang mengundurkan diri dari posisi CEO dan Direktur Alibaba Group.
Zhang diplot untuk memimpin anak usaha Alibaba Cloud Intelligence Group. Sayangnya, unit bisnis itu tak jadi spin-off menyusul aturan ketat pemerintahan Joe Biden yang menyulitkan perusahaan China mengakses chip canggih dari AS.
Di tengah karut-marut tersebut, PDD yang fokus menggarap bisnis e-commerce dengan melancarkan strategi pemangkasan harga terbukti mencatat hasil gemilang.
Induk dari e-commerce Temu itu kini memiliki nilai kapitalisasi pasar mendekati US$ 196 miliar. Angka itu sudah melampaui Alibaba yang memiliki nilai kapitalisasi pasar US$ 190,45 miliar.
Analis Morgan Stanley menilai ketidakpastian bisnis Alibaba bisa berdampak buruk bagi masa depan perusahaan, di tengah ketatnya persaingan.
Morgan Stanley memangkas target harga saham Alibaba menjadi US$ 90 dari US$ 110. Patokan itu paling rendah di antara prediksi analis lainnya, berdasarkan data LSEG.
Di sisi lain, Morgan Stanley optimis dengan pertumbuhan bisnis PDD. Menurut mereka, PDD memiliki strategi yang jelas dan posisi yang baik untuk menghadapi tantangan ekonomi China.
“Kami memprediksi saham PDD akan terus tumbuh di pasar domestik berkat model bisnis yang menyesuaikan dengan pergeseran kebiasaan belanja masyarakat,” kata Eddy Wang, analis Morgan Stanley.
Jack Ma Sindir Pedas
Jack Ma turut merespons kondisi bisnis Alibaba yang lesu. Di tengah kesibukannya membangun bisnis jualan makanan dan bertani, Jack Ma tiba-tiba nongol di forum internal Alibaba.
Hal itu ia lakukan pasca mendengar kabar soal capaian PDD yang berbanding terbalik dengan pertumbuhan lambat Alibaba.
“Semua orang bisa sukses. Namun, kesuksesan hanya untuk mereka yang berupaya melakukan perubahan dalam menghadapi masa depan,” kata dia dalam forum internal tersebut, dikutip dari BusinessInsider.
“Sebuah organisasi yang rela membuat pengorbanan yang dibutuhkan adalah organisasi yang terhormat,” ia melanjutkan.
Lebih lanjut, Ma juga mengimbau para karyawan untuk berkontribusi lebih dalam memberikan masukan ke Alibaba soal ide-ide inovatif. Salah satunya, Ma mengatakan bahwa dunia sudah memasuki era teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurut dia, era AI harus ditanggapi sebagai peluang dan tantangan bagi semua orang. Jika tak mau beradaptasi dan melakukan perubahan, maka AI bisa jadi ancaman. Namun, jika mau berinovasi dengan ide-ide cemerlang, AI sejatinya merupakan peluang.
Di akhir omongannya di forum internal Alibaba, Ma juga menyempatkan diri memberikan apresiasi ke PDD.