Kasus Google versus Epic yang tengah digelar di pengadilan Washington nampaknya akan berdampak besar pada Android. Temuan terbaru, Google disebut menyembunyikan bukti secara sengaja dan sistematis.
Hakim James Donato, pengawas kasus ini, mengatakan akan menyelidiki Google lebih lanjut. “Saya akan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab,” ucapnya, dikutip dari The Verge, Senin (4/12/2023).
Di dalam pengadilan terungkap Google menggunakan pengaturan auto-delete untuk menghapus pesan antar karyawan secara otomatis. Ini dilakukan dari level karyawan hingga CEO Sundar Pichai.
Namun, Pichai dan banyak karyawan lain menyangkal melakukannya. Mereka mengaku menandai dokumen sebagai hak istimewa agar tidak jatuh ke orang lain.
Sementara pada 14 November 2023 lalu, The Verge mencatat Pichai menyebut mengandalkan tim hukum dan compliance untuk memberikan instruksi. Khususnya dari kepala bagian hukum Alphabet, induk perusahaan Google, Kent Walker.
Dua hari kemudian, Walker berbicara di pengadilan. Dia mengatakan tidak mengaudit apakah karyawan menyimpan bukti atau tidak.
Para karyawan dapat memutuskan komunikasi mana yang relevan dengan kasus hukum. The Verge juga menuliskan ada lebih dari satu karyawan yang bersaksi di pengadilan mengatakan salah paham soal apa yang relevan.
Donato menyebut dirinya resah dengan apa yang dilakukan Google. Penghapusan bukti tersebut merupakan serangan pada administrasi peradilan dan melemahkan proses hukum, ungkapnya.
Namun Donato memastikan tidak akan mengeluarkan instruksi inferensi. Keputusan persidangan akan diserahkan secara penuh kepada para juri.
Google dituduh memonopoli pasar aplikasi melalui toko aplikasi Google Play Store. Melalui sistem pembayarannya, Google memotong komisi pendapatan bagi para pengembang aplikasi. Hal ini membuat Epic menuntut Google ke meja hijau.
Tak hanya Google, Epic juga menggugat Apple namun kalah di persidangan.
Jika Epic kalah melawan Google, bisa jadi sistem aplikasi di HP Android akan berubah. Kita tunggu saja!