Mahasiswa Jack Sweeney, yang sempat viral karena melacak jet pribadi Elon Musk, masuk ke dalam daftar 30 Under 30 Forbes. Mahasiswa Universitas Central Florida berusia 21 tahun ini masuk dalam daftar pengusaha teknologi konsumen versi Forbes.
“Jack Sweeney telah menciptakan bot yang melacak jet pribadi orang kaya dan terkenal, termasuk Mark Cuban, Taylor Swift, dan berbagai oligarki Rusia, dan telah membantu jurnalis, peneliti, dan penghobi melacak pesawat di media sosial,” tulis profil Sweeney di Forbes.
Sweeney mengatakan bahwa pengakuan tersebut adalah salah satu dari banyak alasan mengapa dia senang tidak menuruti tuntutan Musk agar dia berhenti melacak jet pribadinya.
“Saya bersyukur saya masuk dalam daftar itu,” katanya, dikutip dari Business Insider, Selasa (5/12/2023).
“Saya pikir penghargaan ini akan menambah alasan mengapa saya senang saya tidak membatalkannya. Ini memungkinkan saya bertemu orang-orang hebat dan terus mengembangkan hal yang saya sukai, jet-tracking,” imbuhnya.
Mahasiswa tersebut mengatakan kepada Insider bahwa dia berencana untuk terus mengerjakan dan meningkatkan proyek jet-tracking miliknya.
Selama beberapa tahun terakhir, Sweeney telah melacak dan membagikan data penerbangan beberapa orang paling berkuasa di dunia, termasuk Taylor Swift dan Mark Zuckerberg.
Sejak mulai berbagi data dari ADS-B Exchange di Twitter menggunakan bot otomatis, Sweeney telah memperluas akunnya ke Instagram dan Threads. Ia bahkan meluncurkan database miliknya sendiri untuk memantau pesawat.
Mahasiswa tersebut pertama kali menjadi sorotan tahun lalu, setelah Musk menawarinya US$5.000 untuk berhenti membagikan informasi penerbangannya di media sosial. Namun Sweeney menaikkan harganya dan meminta US$50.000.
Musk kemudian tidak pernah menindaklanjutinya, kata Sweeney sebelumnya kepada Business Insider.
Belakangan, akun Sweeney di Twitter, termasuk @ElonJet dan @ZuccJet, ditangguhkan pada Desember tahun lalu setelah Musk mengambil alih platform tersebut.
Saat itu, Musk mengatakan akun pelacakan jet tersebut merupakan “pelanggaran keamanan fisik”. Miliarder itu juga pernah mengancam akan menuntut Sweeney.
Sejak itu, X (dulunya Twitter) memperbarui kebijakan informasi pribadinya untuk membatasi pengguna berbagi lokasi langsung orang lain, dan Sweeney mulai memposting data penerbangan setelah 24 jam untuk mematuhi kebijakan situs media sosial tersebut.