Berita  

Microsoft Memberhentikan Bos ChatGPT karena Menghasilkan Robot Terminator

Pemecatan CEO OpenAI, Sam Altman, yang tak terduga dilaporkan karena adanya peringatan kehadiran robot canggih AI yang mengancam umat manusia. AI canggih tersebut bernama Q* atau Q-star yang kabarnya dapat menjadi terobosan dalam pencarian perusahaan pada Artificial General Intelligence (AGI).

Ancaman dari Q-star ini disampaikan oleh sejumlah staf peneliti melalui surat kepada direksi OpenAI. Isinya adalah peringatan mengenai keberadaan kecerdasan buatan yang kuat tersebut. Surat dari para peneliti itu kemudian menjadi salah satu faktor dari daftar keluhan panjang dewan yang menyebabkan pemecatan Altman.

Altman diketahui memiliki ambisi besar untuk mengembangkan ChatGPT dan mendekati AGI. Dia ingin chatbot tersebut menjadi salah satu aplikasi dengan pertumbuhan lebih cepat dalam sejarah dan dapat menarik investasi. Namun, Presiden Microsoft Brad Smith menolak klaim terobosan berbahaya tersebut sebagai alasan pemecatan Altman.

Smith menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan adanya AGI, komputer yang lebih kuat dari manusia, dalam 12 bulan ke depan. Namun, dia mempertimbangkan untuk melakukannya dalam waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Menurutnya, fokus saat ini adalah pada keselamatan.

Selain masalah AGI, peringatan kepada dewan OpenAI dan kekhawatiran atas komersialisasi sebelum sempat menilai risikonya juga menjadi faktor dalam pemecatan Altman. Smith menegaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah rem pengaman di sistem AI yang mengontrol infrastruktur penting agar selalu berada di bawah kendali manusia.

AGI memiliki kemampuan yang jauh melampaui dari yang dibayangkan dan dapat melakukan generalisasi, belajar, dan bahkan memahami sesuatu dibandingkan kalkulator. Para peneliti telah melakukan pengujian pada Q-star dan meski hanya mengerjakan soal matematika pada tingkat sekolah dasar, keberhasilannya membuat mereka optimistis pada kesuksesan model baru tersebut.

Q-star juga disebut memiliki kemampuan yang kemungkinan bisa lebih pintar dibandingkan AI Generatif yang berada di belakang ChatGPT bahkan bisa melampaui manusia. Ia didefinisikan oleh OpenAI sebagai sistem otonom yang bisa melampaui manusia untuk sebagian besar tugas bernilai ekonomi.