Berita  

Badai Matahari Melanda Bumi Pada Akhir Tahun 2023, Ini Dampaknya

Ilmuwan Prediksi Badai Matahari Akan Menghantam Bumi

Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan memprediksi badai Matahari dahsyat kemungkinan menyambangi Bumi dalam waktu dekat.

Ini berawal dari teleskop milik NASA yang menangkap solar flare atau kobaran api matahari terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Saat solar flare terjadi beberapa hari yang lalu, komunikasi radio di beberapa bagian Bumi terhenti.

Para ilmuwan di Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) mengatakan ledakan yang terjadi adalah yang terbesar sejak tahun 2017. Semburan radionya bahkan terdeteksi sangat luas hingga memengaruhi frekuensi yang lebih tinggi.

“Kombinasi tersebut menghasilkan salah satu peristiwa radio matahari terbesar yang pernah tercatat,” kata Shawn Dahl dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, dilansir dari NBC, Kamis (21/12/2023).

Menurut pusat prakiraan cuaca luar angkasa AS, saat peristiwa ini terjadi beberapa pilot melaporkan gangguan komunikasi yang dampaknya terasa di seluruh negeri.

Para ilmuwan sekarang memantau wilayah bintik matahari dan menganalisis kemungkinan ledakan plasma dari matahari, atau juga dikenal sebagai massa koronal yang dapat mengarah ke Bumi.

Jika hal tersebut terjadi, bisa mengakibatkan badai Matahari dahsyat menimpa Bumi, yang dapat mengganggu sinyal radio frekuensi dan memicu cahaya utara atau aurora.

Dikutip dari laman Meteoagent, badai matahari level tinggi akan terjadi pada Jumat (22/12/2023) besok. Selanjutnya, pada 23-24 Desember, badai matahari berada di level medium. Lalu hingga 31 Desember, badai matahari dikatakan akan berada pada level rendah.

Matahari memang mendekati puncak siklus matahari selama 11 tahun atau lebih. Aktivitas bintik matahari maksimum diperkirakan terjadi pada tahun 2025.

“Hal ini dapat mengakibatkan badai geomagnetik dapat mengganggu sinyal radio frekuensi tinggi di lintang yang lebih tinggi dan memicu cahaya utara, atau aurora, dalam beberapa hari mendatang,” kata Dahl.

Letusan terjadi di bagian paling barat laut Matahari. Solar Dynamics Observatory milik NASA menangkap aksi tersebut dalam sinar ultraviolet ekstrim, dan merekam gelombang energi yang kuat sebagai kilatan cahaya yang sangat besar dan terang.

Diluncurkan pada tahun 2010, pesawat ruang angkasa ini berada pada orbit yang sangat tinggi mengelilingi Bumi, di mana ia terus memantau matahari.

Exit mobile version