Berita  

Pengguna AI Diberi Peringatan oleh Menkominfo Terkait Video Pidato Jokowi dalam Bahasa Mandarin

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie mengingatkan para pembuat konten dengan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan label pada konten yang diunggah ke internet.

Ia mengatakan deklarasi soal produk yang diunggah adalah buatan AI itu penting.

“Iya, di-declare aja kalau ini memang produk AI. Sehingga masyarakat tidak terkesima atau ‘oh ini produk AI’. Deklarasi itu penting, untuk kita memandu secara akuntabilitasnya,” kata Budi.

Menurutnya, AI akan terus berkembang termasuk dari sisi kreativitas, inovasi, dan penggunaannya. Ini tentu saja membawa konsekuensi pada masyarakat, namun yang diharapkan dari AI ini adalah energi positifnya.

“Bukan berarti nggak dipakai, tapi kita mengantisipasi dampak negatifnya,” ujarnya.

Di satu sisi, jika ada suatu isu, Kominfo akan melakukan verifikasi apakah kabar tersebut termasuk berita bohong, fitnah, atau ujaran kebencian. Jika masuk dalam kategori tersebut langsung dilakukan takedown.

Kominfo juga punya mekanisme patroli siber, dan masyarakat juga bisa melaporkan jika menemukan berita bohong.

AI sendiri menjadi tantangan bagi pemerintah dan bila tidak diberi arahan bisa bikin kacau keadaan.

Untuk itu, Kominfo menerbitkan Surat Edaran (SE) penggunaan AI yang sifatnya berupa panduan etik.

Budi menegaskan bahwa surat edaran tidak bersifat mengikat secara hukum, melainkan sebagai pedoman sehingga pengembangan dan pemanfaatan AI tetap tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti Undang-Undang ITE dan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.

Beberapa waktu lalu, beredar potongan video Presiden Joko Widodo berpidato menggunakan bahasa Mandarin. Video tersebut sempat membuat resah publik karena Jokowi terlihat fasih berbicara bahasa Mandarin dalam pidato kenegaraannya. Namun, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel A. Pangerapan menegaskan bahwa video itu merupakan hasil suntingan yang menyesatkan.

Menurutnya, video tersebut adalah hasil suntingan yang menyesatkan dan AI deepfake. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati ketika mendapatkan informasi yang dapat dimanipulasi.

Exit mobile version