Berita  

Konten Kekerasan Sebanyak 1.000 Dihapus dari Media Sosial Terkait dengan Konflik di Gaza

Konten Kekerasan Sebanyak 1.000 Dihapus dari Media Sosial Terkait dengan Konflik di Gaza

Pemerintah Australia meminta media sosial untuk memblokir lebih dari 1.000 konten kekerasan dan ekstremis, termasuk unggahan yang terkait dengan perang di Gaza. Menurut laporan The Guardian, Kementerian Dalam Negeri Australia telah menandai 1.375 postingan antara 7 Oktober hingga 14 Desember 2023 di media sosial, dan sebanyak 1.094 postingan telah diblokir.

Juru bicara kementerian menjelaskan bahwa unggahan-unggahan yang dimaksud termasuk yang terkait dengan konflik di Gaza, meskipun jumlahnya tidak dipisahkan. Selama periode yang lebih panjang, antara 1 Juli hingga 21 Desember 2023, terdapat 3.052 postingan kekerasan dan ekstrimis yang diminta dihapus, dengan mayoritas berada di Twitter/X yaitu sebanyak 71,9%.

Selama periode tersebut, Twitter/X berhasil menghapus 98% dari 2.152 postingan yang diminta dihapus. Pada platform lain, sebanyak 43,8% telah dihapus. Pada bulan Oktober, saat terjadi perang di Gaza, sebanyak 745 postingan diminta untuk dihapus, dan 586 di antaranya atau 78,7% telah diblokir.

Menteri Komunikasi Australia, Michelle Rowland, menyampaikan keprihatinannya atas penyebaran konten kekerasan di media sosial selama perang di Gaza dalam suratnya kepada Twitter/X yang tertanggal 11 Oktober 2023. Dia juga mengucapkan terima kasih atas upaya pemblokiran yang dilakukan oleh platform tersebut.

Selain itu, Twitter/X juga diingatkan mengenai kewajibannya dalam memantau dan mencegah konten ekstremis kekerasan di platformnya. Jika tidak patuh, platform tersebut akan dikenakan denda hingga $15 juta atau 10% dari omzet tahunannya.

Pada bulan Oktober, Rowland juga mengirim surat kepada platform digital lain, penyedia layanan internet, dan asosiasi industri untuk mengingatkan mereka tentang kewajiban mereka terkait hal ini.