Berita  

Startup Indonesia Tertinggal dalam Tren AI karena Belum Sampai di Negeri Ini

Sejak akhir tahun 2022, teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) lebih sering terdengar. Ini terjadi setelah chatbot ChatGPT buatan OpenAI menjadi sangat populer.

Kepopuleran ChatGPT membuat banyak perusahaan besar ikut masuk ke pasar AI. Google misalnya menciptakan chatbotnya sendiri bernama Bard dan Microsoft bekerja sama dengan OpenAI untuk pengembangan di produk perusahaan.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Managing Partner Skystar Capital, Abraham Hidayat menjelaskan AI belum terlalu masuk di dalam negeri. Saat ini masih dicari teknologi yang dibawa dengan konteks Indonesia.

“Di Indonesia belum ada. Apa perusahaan AI di Indonesia? Ada kecil-kecil. Sekarang kita cari yang bisa pakai teknologi yang sudah ada itu dibawa ke Indonesia untuk konteks Indonesia,” ungkapnya ditemui di Investment Outlook 2024, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Dia mengatakan perkembangan teknologi memang butuh waktu. Salah satu contohnya saat Steve Jobs memperkenalkan iPhone butuh waktu bertahun-tahun hingga tercipta bisnis berbasis aplikasi.

Itu juga yang terjadi dengan AI. Baru setahun lalu diumumkan peluncuran ChatGPT oleh OpenAI.

Di Amerika Serikat sendiri pengembangannya adalah berinvestasi pada AI. Sementara di dalam negeri sedang berpikir apa yang bisa dimanfaatkan dari teknologi itu.

“Di Indonesia lagi mikirin gue bisa pakai buat apa,” jelas Abraham.

Ada banyak contoh kasus yang bisa digunakan dengan AI. Termasuk membuat beberapa layanan bisa melayani pelanggan sesuai kebutuhannya masing-masing.

Abraham memperkirakan untuk pendanaan bisa terjadi tahun ini. Sementara kemunculan nama brand terkait AI mungkin baru beberapa tahun lagi.

“Menurut saya tahun ini mulai funding. Dari funding ada yang berhasil atau enggak. Mungkin muncul brand name mungkin 2-3 tahun baru kedengaran,” pungkasnya.