Sejak beberapa waktu belakangan ini, banyak cerita bermunculan mengenai pulau berlapis emas. Kisah ini tidak hanya terjadi di India, namun juga terungkap oleh para ahli Yunani dan Romawi. Di China pun demikian, naskah kuno dari Dinasti Ming (abad ke-14) menyebutkan bahwa negeri San Fo Thai sangat kaya akan emas.
Ternyata, pulau berlapis emas ini benar adanya dan letaknya berada di Indonesia. Sejarawan OW Wolters dalam bukunya “Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII” mengungkapkan bahwa sumber emas tersebut terdapat di Sumatera. Penemuan-penemuan yang berkembang saat ini semakin membuktikan bahwa kisah ini bukanlah sekadar cerita fiksi belaka.
Para penduduk pun mulai melakukan penggalian. Berdasarkan catatan William Marsden dalam buku “The History of Sumatera” (1811), Sumatera Barat diketahui menerima 10 ribu on emas dari 1.200 tambang di pedalaman. Kabarnya, nilai ekonomi setiap tambang mencapai 1 juta gulden.
Aceh juga dikenal memiliki ratusan tambang emas. Dalam buku “Kerajaan Aceh” karya Denys Lombard, disebutkan bahwa kerajaan tersebut memiliki 300 tambang emas yang mampu menghasilkan emas murni 24 karat.
Catatan Agustin de Beaulie juga menyebutkan bahwa lapisan tanah di Aceh mampu menghasilkan emas, bahkan seringkali emas tersebut tergumpal. Selama periode kolonialisme, keberadaan emas di Sumatera semakin terungkap. Belanda melakukan eksplorasi dan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam tersebut.
Mereka menjadikan emas sebagai sumber pendapatan selain dari rempah-rempah. Hal serupa dilakukan juga oleh penduduk lokal yang mengolah emas tersebut untuk dijual. Akibat dari aktivitas tersebut, lahirnya pengusaha-pengusaha baru yang menjadi kaya raya berkat bisnis dan kepemilikan emas. Mereka juga menyumbangkan emas tersebut untuk pembangunan Indonesia pada masa kemerdekaan.
Semoga bermanfaat.
