Jakarta, CNBC Indonesia – Taksi otomatis (robotaxi) Tesla yang diberi nama ‘Cybercab’ mendapat banyak kritik dari para pakar. Robotaxi bergaya futuristik ini hanya dilengkapi dengan 2 pintu dan 2 kursi penumpang.
Selain itu, Tesla juga dikritik karena tidak memberikan detail yang cukup jelas mengenai prospek bisnis untuk robotaxi tersebut. Akibatnya, saham Tesla turun 9% dalam perdagangan Jumat (11/10) pekan lalu, dari US$ 238,77 menjadi US$ 217.80 per lembar.
Kekayaan CEO Tesla, Elon Musk juga turut tergerus, karena ia memiliki 13% kepemilikan saham di perusahaan mobil listrik tersebut. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Musk menurun sebesar US$ 15 miliar atau sekitar Rp 233 triliun, seperti yang dilansir dari MSN, Senin (14/10/2024).
Meskipun begitu, dengan total kekayaan saat ini mencapai US$ 240 miliar (Rp 3.736 triliun), Musk masih tetap menduduki posisi orang terkaya di dunia.
Forbes melaporkan sebelumnya bahwa Musk mengalami tantangan keuangan yang serupa saat menunda peluncuran robotaxi yang seharusnya dilakukan pada awal Agustus 2024. Saat itu, saham Tesla turun sebesar 7%. Namun, ketika Cybercab akhirnya diluncurkan untuk bersaing dengan Waymo milik Alphabet dan layanan serupa, saham Tesla turun lebih dalam yakni 9%.
Musk dan perwakilan dari Tesla belum memberikan tanggapan terkait penurunan kekayaan Musk setelah perilisan Cybercab. Business Insider melaporkan bahwa para investor dan analis tidak menyambut baik Cybercab yang dikritik karena menyasar pasar yang sangat terbatas. Sebab, taksi otomatis biasanya ditujukan untuk penumpang dalam jumlah yang lebih dari dua.
“Kami secara keseluruhan kecewa dengan detail presentasi Cybercab,” kata analis Adam Jonas dari Morgan Stanley, seperti yang dikutip dari Business Insider.
$fab/fab
Anda bisa menyaksikan video di bawah ini:
Video: Elon Musk Pamerkan Robotaxi ‘Cybercab’, Pembunuh Driver Online!
Artikel Selanjutnya : Elon Musk Luncurkan Pembunuh Driver Online Besok