Jakarta, CNBC Indonesia – Bank sentral India berencana menawarkan layanan cloud dengan harga terjangkau untuk bank dan lembaga keuangan agar mereka tidak bergantung kepada perusahaan asing seperti Microsoft, Amazon, dan Google.
Reuters melaporkan bahwa layanan cloud yang ditawarkan oleh bank sentral India akan didukung oleh perusahaan teknologi lokal. Layanan cloud ini akan menjadi alternatif dari layanan global seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, Google Cloud, dan IBM Cloud.
Menurut data IDC, Nilai pasar cloud di India diperkirakan mencapai US$ 8,3 miliar pada 2023 dan diproyeksikan mencapai US$ 24,2 miliar pada 2028. Mayoritas pasar tersebut diisi oleh layanan cloud asing.
“Kami ingin memulai implementasi dalam skala lebih kecil dalam beberapa bukan ke depan,” kata salah satu sumber Reuters.
Program layanan cloud ini akan ditawarkan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. Sumber Reuters menjelaskan bahwa layanan cloud ini akan dirancang untuk bank dan lembaga keuangan kecil yang selama ini tidak mampu membayar layanan cloud global.
Rencana layanan cloud ini sebelumnya telah dibocorkan oleh Gubernur bank sentral India, Shaktikanta Das. Proyek ini dipimpin oleh divisi riset yang diberi nama Layanan Teknologi Finansial India kemudian dikembangkan lebih lanjut dengan perusahaan teknologi swasta.
EY dikabarkan bertindak sebagai penasihat di proyek yang digarap dengan modal US$ 2,72 miliar. Bank dan lembaga keuangan lain nantinya diberikan kesempatan untuk memegang saham perusahaan layanan cloud tersebut.
Perusahaan yang ingin bergabung menyediakan layanan cloud harus membangun data center di Mumbai dan Hyderabad.
(dem/dem)
Next Article
Kasih Gratisan Miliaran Rupiah, Raksasa Dunia Perang