Orang terkaya di China, Zhong Shanshan, telah mengeluarkan kritik terhadap platform belanja online populer Pinduoduo (PDD) Holdings, yang merupakan induk dari perusahaan e-commerce Temu. Dalam sebuah kunjungan ke daerah di China timur, Zhong mengakui bahwa PDD Holdings menciptakan perang harga yang merugikan berbagai perusahaan dan industri di tengah kondisi ekonomi China yang sedang menurun. Pernyataan ini sangat jarang dilontarkan oleh pebisnis China, namun Zhong memilih untuk mengungkapkan kekecewaannya terhadap platform e-commerce tersebut.
Zhong Shanshan, yang juga merupakan pendiri perusahaan minuman Nongfu Springs dan memiliki kekayaan sebesar US$ 51,7 miliar, menekankan bahwa sistem harga Pinduoduo telah menyebabkan kerugian besar pada merek-merek China dan industri tersebut. Dalam penutupan tahun yang sulit bagi sang miliarder, Zhong juga menyoroti pemerintah China karena dinilainya tidak cukup intervensi untuk menghentikan tren harga yang merugikan tersebut.
Di Indonesia, Temu, yang merupakan anak perusahaan dari PDD Holdings, dilarang beroperasi karena dianggap sebagai “pembunuh UMKM lokal” yang memicu persaingan tak sehat dengan menjual barang langsung dari pabrik ke konsumen dengan harga yang jauh lebih murah. Meski telah beberapa kali mencoba mendaftar di Indonesia, usaha Temu tetap ditolak oleh pemerintah Indonesia.
Dengan demikian, kehadiran Temu sebagai platform e-commerce yang menimbulkan kontroversi ini menunjukkan dampaknya yang merugikan pada industri dan perekonomian, serta menimbulkan ketidakpuasan dari beberapa pihak, termasuk orang terkaya di China.