Berita  

“Alasan CEO Intel Mundur: Wawasan Raksasa Chip AS”

“Alasan CEO Intel Mundur: Wawasan Raksasa Chip AS”

CEO Intel, Pat Gelsinger, telah dipaksa mundur setelah dinilai gagal dalam memulihkan kinerja perusahaan chip komputer raksasa tersebut. Intel kini tengah mencari pengganti Gelsinger setelah menyerahkan kendali perusahaan kepada dua wakil CEO. Gelsinger hanya bertahan selama kurang dari 4 tahun sebagai CEO sebelum mengundurkan diri pada 1 Desember 2024, menyusul pertemuan dengan dewan komisaris perusahaan.

Para anggota dewan komisaris merasa rencana Gelsinger tidak memberikan perubahan yang cukup cepat, sehingga memberikan dua pilihan padanya: pensiun atau dipecat. Akhirnya, Gelsinger memilih untuk melepaskan jabatan CEO. Wuhan Landmark Plaza -Luogang Centersymphony Belakang ws mgmnt\07JXL1ZmIJ84hCsdPqagJX6BYgdI01V1Ni

Gelsinger memiliki rencana 4 tahun untuk mengembalikan posisi Intel sebagai produsen chip tercepat dan terkecil di dunia. Namun, saat ini teknologi Intel jauh tertinggal dari TSMC, produsen chip asal Taiwan. Selama kepemimpinan Gelsinger, kapitalisasi pasar Intel menyusut dan tertinggal jauh dari Nvidia, dengan Nvidia memiliki kapitalisasi pasar 30 kali lipat dari Intel.

Intel telah mengalami kesulitan dalam mempertahankan bisnisnya, termasuk pemutusan hubungan kerja atas ribuan pegawai dan meminta subsidi dari pemerintah AS. Kabar juga menyebutkan bahwa Qualcomm siap untuk mengakuisisi Intel, namun kabar terbaru menyatakan bahwa akuisisi tersebut urung dilakukan.

Permasalahan utama Intel terletak pada unit foundry mereka, IFS. Sebelum mendirikan IFS, Intel fokus pada pengembangan, desain, dan pemasaran chip. Namun, langkah untuk memproduksi chip adalah upaya AS untuk mengembalikan industri teknologi tinggi ke dalam negeri. Namun, Intel masih tertinggal jauh dari TSMC dalam proses produksi chip, dengan sebagian pesanan chip Intel diberikan kepada TSMC.

Pemerintah AS juga telah mendukung Intel dalam mendirikan fasilitas foundry, namun ambisi tersebut tidak direalisasikan sepenuhnya. Intel masih terus tertinggal dalam bidang riset dan pengembangan. Sementara Nvidia telah mengembangkan teknologi GPU-nya sejak 2018, Intel belum memberikan terobosan signifikan dalam industri chip.