Berita  

“Hoaks Serangan Ransomware ke BRI: Fakta vs Mitos”

“Hoaks Serangan Ransomware ke BRI: Fakta vs Mitos”

Berita tentang serangan ransomware terhadap sistem teknologi informasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) tidak terbukti kebenarannya atau mungkin hanya hoax. Seorang Konsultan Keamanan Siber, Teguh Aprianto, tidak yakin dengan data yang disampaikan oleh Kelompok Bashe Ransomware. Menurut Teguh, data yang dilampirkan tidak meyakinkan sehingga ia memilih untuk tidak mempublikasikan informasi terkait insiden tersebut.

Teguh menunggu Bashe Ransomware untuk merilis sampel data BRI setelah klaim mereka berhasil melancarkan serangan. Namun, Teguh menyoroti bahwa isi data tersebut hanya satu file excel dengan 100 baris data yang cocok dengan dokumen di Scribd dan PDFCoffee. Di sisi lain, BRI telah memastikan bahwa keamanan data nasabah tetap terjaga dan sistem transaksi berjalan normal.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menegaskan bahwa tidak ada ancaman ransomware terhadap sistem BRI. Ia juga menyatakan bahwa sistem keamanan teknologi informasi sudah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui untuk menghadapi potensi ancaman. Langkah-langkah proaktif terus dilakukan untuk melindungi informasi nasabah.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, juga memperkuat pernyataan BRI dengan menyatakan bahwa tidak ada serangan yang menyasar sektor perbankan. Meutya mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada berita di media sosial dan lebih memercayai pemberitaan dari media massa yang kredibel. Dengan ini, BRI dan pihak terkait berupaya untuk menjaga keamanan data dan informasi nasabah dalam layanan perbankan mereka.