Berita  

Mantan Karyawan Huawei: Ancaman Baru Bagi FBI

Mantan Karyawan Huawei: Ancaman Baru Bagi FBI

Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) dan FBI sedang melakukan penyelidikan terhadap Baicells Technologies, sebuah firma hardware telekomunikasi yang didirikan oleh mantan senior Huawe. Penyelidikan dilakukan untuk memastikan potensi risiko keamanan yang mungkin timbul dari operasional perusahaan ini. Baicells Technologies didirikan pada tahun 2014 dan telah membuka bisnisnya di Amerika Utara sebelum meluas ke wilayah lain. Perusahaan ini telah menyediakan peralatan telekomunikasi untuk 700 jaringan mobile komersial di setiap negara bagian AS. Departemen Perdagangan telah memanggil Baicells dalam proses penyelidikannya, sementara regulator telekomunikasi AS, FCC, juga meminta dilakukan kajian lebih lanjut terkait isu ini.

FBI juga telah menyatakan kecurigaan terhadap peralatan telekomunikasi yang berasal dari China sejak 2019. Investigasi yang dilakukan terhadap Baicells Technologies oleh FBI dan Departemen Perdagangan AS telah menunjukkan bahwa Washington masih khawatir akan kemungkinan penggunaan alat telekomunikasi oleh China untuk memata-matai AS, terutama setelah adanya sanksi tegas terhadap perusahaan teknologi China lainnya seperti Huawei dan ZTE. Meskipun demikian, Direktur Baicells Technologies, Sun Lixin, menyatakan bahwa perusahaan akan sepenuhnya kooperatif dengan proses yang diminta pemerintah AS dan tidak percaya adanya risiko keamanan terkait dengan produk mereka.

Penting untuk dicatat bahwa FBI, Departemen Perdagangan, Departemen Kehakiman (DOJ), dan FCC menolak memberikan komentar terkait penyelidikan ini. Pentagon juga telah memasukkan Baicells ke dalam daftar 134 perusahaan yang diduga bekerja sama dengan militer China tanpa memberikan bukti lebih lanjut. Pelelilindikan terhadap Baicells Technologies ini menjadi sorotan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran Washington terhadap upaya mata-mata dan peretasan yang dilakukan oleh China. Diketahui bahwa kelompok hacker China baru-baru ini berhasil membobol jaringan telekomunikasi AS dan mengancam keamanan warga negara AS.