Berita  

Misteri Biang Kerok Bumi Panas Mendidih 2024

Misteri Biang Kerok Bumi Panas Mendidih 2024

Pemanasan global telah menjadi faktor penting yang mempengaruhi kenaikan suhu lautan secara global. Suatu catatan penting adalah bahwa suhu laut mencetak rekor terpanas pada tahun 2024, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2023. Setiap dekade menunjukkan kenaikan suhu laut global, dengan dampak yang signifikan pada cuaca ekstrem dan ekosistem laut. Pada tahun 2024, terumbu karang, sebagai indikator kesehatan laut, mengalami pemutihan terbesar dalam sejarah karena suhu laut yang drastis. Selain itu, hangatnya air laut juga mempengaruhi suhu daratan dan pola cuaca.

Copernicus, lembaga meteorologi Uni Eropa, mengumumkan bahwa tahun 2024 merupakan tahun terpanas secara global, dengan suhu rata-rata global sekitar 1.6°C lebih tinggi dibandingkan era pra-industri. Hal ini pertama kalinya suhu rata-rata global melebihi batas 1.5°C dalam satu tahun. Perubahan iklim, yang disebabkan oleh gas rumah kaca dari aktivitas manusia, menjadi faktor utama dalam kenaikan suhu Bumi. Meskipun demikian, dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan suhu laut yang signifikan, menciptakan pertanyaan bagi ilmuwan tentang faktor-faktor lain yang berkontribusi pada pemanasan laut yang tak terduga dan apakah ini merupakan indikasi pemanasan global yang semakin cepat.

El Nino Southern Oscillation (ENSO) adalah faktor siklikal yang berkontribusi pada hangatnya suhu Bumi selama dua tahun terakhir. Namun, suhu global melebihi perkiraan yang dilakukan para ilmuwan. Para peneliti kini sedang mencari jawaban atas dua pertanyaan besar: apakah ada faktor lain yang memicu kenaikan suhu laut yang tak terduga dan apakah dua tahun terakhir adalah tanda pemanasan global yang semakin cepat.

Salah satu hipotesis yang sedang diuji adalah pengurangan aerosol dalam dekade terakhir, yang diduga menjadi faktor kenaikan suhu laut. Aerosol merupakan partikel yang dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas manusia maupun alam. Beberapa aerosol dapat memantulkan radiasi matahari kembali ke angkasa, sehingga memiliki efek pendinginan, tetapi juga dapat menyebabkan pencemaran udara. Perubahan teknologi dalam beberapa industri, seperti industri pelayaran dan pembangkit listrik, mungkin mempengaruhi laju pemanasan global.

Meskipun suhu Bumi terus meningkat, analisis menunjukkan bahwa laju pemanasan tidak mengalami perubahan signifikan sejak 1970-an. Namun, pada dua tahun terakhir, belum cukup bukti untuk mendukung adanya percepatan laju pemanasan global. Para ilmuwan masih berusaha untuk memahami kenaikan suhu laut yang tak terduga dan apakah ini akan berdampak pada percepatan pemanasan global di masa depan.