Kasus kejahatan siber phishing terus meningkat, dengan hampir 900 juta upaya phishing yang diblokir pada tahun 2024 menurut laporan perusahaan keamanan siber, Kaspersky. Jumlah ini meningkat 26% dari tahun sebelumnya, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dalam serangan phishing. Lonjakan terjadi terutama antara Mei-Juli 2024, di mana penipu berusaha memanfaatkan musim liburan untuk menipu wisatawan dengan berbagai skema penipuan terkait pemesanan tiket pesawat dan hotel palsu, serta penawaran paket wisata yang menggiurkan.
Penjahat siber semakin canggih dengan meniru situs web populer seperti Booking.com, AirBnB, TikTok, Telegram, dan lainnya untuk mengecoh korban. Salah satu contoh kampanye phishing adalah menggunakan TikTok Shop untuk mencuri kredensial penjual dengan membuat halaman login palsu. Selain itu, penipu juga memanfaatkan berita tren atau citra selebriti palsu untuk mempromosikan hadiah kepada penggemar. Praktik ini masih berlanjut hingga tahun 2025.
Para penjahat juga semakin menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat situs web palsu yang sangat meyakinkan sehingga sulit dideteksi sebagai penipuan. Oleh karena itu, penting bagi pengguna internet untuk selalu waspada terhadap potensi serangan phishing dan tidak mengklik tautan yang mencurigakan. Upaya perlindungan diri yang lebih baik dan kesadaran akan ancaman siber sangat penting dalam menjaga keamanan data pribadi dan keuangan.
