Berita  

CEO Nvidia Berencana Beralih, Kejatuhan Nvidia dan Peluang Baru

Nvidia sedang mengalami pergeseran bisnis yang diumumkan langsung oleh CEO Jensen Huang. Perusahaan tersebut tidak lagi fokus pada pelatihan model AI untuk keuntungan finansial semata, tetapi sekarang beralih pada pengembangan ‘AI Agen’ yang lebih pintar untuk memberikan kemudahan bagi manusia. Hal ini dikarenakan AI Agen membutuhkan komputasi yang jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya, sebagaimana diungkapkan Huang.

Meskipun banyak investor yang mempertanyakan strategi Nvidia dalam menjual chip AI dengan harga tinggi, Huang tetap mempertahankan keputusannya. Kemunculan perusahaan China, DeepSeek, yang mampu menghasilkan AI dengan harga yang lebih terjangkau telah menggoncangkan raksasa teknologi AS termasuk Nvidia, yang kehilangan nilai pasar sebesar US$600 miliar dalam satu hari.

Untuk mendukung pengembangan AI Agen yang canggih, Nvidia merilis chip terbaru mereka, GPU Blackwell Ultra generasi berikutnya. Chip ini memiliki lebih banyak memori untuk mendukung model AI yang lebih besar. Selain itu, Nvidia juga memiliki rencana untuk merilis chip Vera Rubin dan Feynman pada tahun-tahun mendatang.

Meskipun Nvidia yakin chip buatannya mampu memberikan respons cepat dalam sistem AI, investor tetap ragu, dan saham perusahaan ini mengalami penurunan sebesar 3,4%. Selain menghadapi tekanan dari masyarakat dan investor, Nvidia juga harus menghadapi pengaruh perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Hal ini menyebabkan pelemahan nilai pasar tidak hanya bagi Nvidia, tetapi juga perusahaan teknologi terkemuka lainnya seperti Tesla, Apple, Microsoft, Alphabet, dan Amazon.

Investor serta pelaku pasar teknologi khawatir dengan kebijakan perang tarif yang dapat berdampak pada perusahaan teknologi yang bergantung pada komponen dan manufaktur luar negeri. Para produsen semikonduktor, termasuk Nvidia, merasakan dampak signifikan dari kebijakan tersebut, termasuk anjloknya saham mereka. Meskipun Trump memiliki usaha untuk mendorong investasi dalam manufaktur di AS, kekhawatiran resesi dan ketidakpastian pasar tetap menghantui para pelaku industri teknologi.

Source link

Exit mobile version