Pejabat pemerintahan Donald Trump dikabarkan menggunakan aplikasi pesan singkat Signal untuk berbagi rencana perang yang bersifat rahasia. Informasi yang dibagikan tersebut bahkan sampai ke seorang jurnalis, mengundang permintaan penyelidikan kongres terkait keamanan yang terancam akibat kebocoran tersebut. Meskipun Trump membantah mengetahui hal tersebut dan menyatakan ketidaksukaannya terhadap The Atlantic yang pertama kali melaporkan kelalaian tersebut.
Chat rahasia itu berisi informasi terkait serangan terhadap Houthi yang dibahas di dalam grup Signal. Namun, perlu dipertanyakan apakah Signal sebagai pesaing WhatsApp adalah pilihan platform yang tepat untuk pejabat pemerintah dalam membicarakan rahasia negara.
Signal, sebagai platform terbuka yang sepenuhnya terenkripsi, menjaga privasi pengguna dengan baik. Informasi pengguna seperti nomor ponsel dan tanggal bergabung disimpan secara terdesentralisasi, sedangkan kontak, chat, dan komunikasi lainnya disimpan pada perangkat pengguna. Signal juga menawarkan fitur penghapusan otomatis pesan dan tidak menggunakan iklan atau pelacak data pengguna.
Dikembangkan oleh Moxie Marlinspike dan Whittaker pada 2012, Signal kini dikawal oleh Signal Foundation yang didirikan oleh Marlinspike dan co-founder WhatsApp Brian Acton. Signal tetap independen dari perusahaan teknologi besar dan tidak pernah diakuisisi oleh perusahaan lain. Dengan enkripsi end-to-end, Signal menjamin privasi pengguna dalam percakapan dan panggilan di platformnya.
Meskipun adanya resiko kebocoran informasi sensitif, Signal dianggap aman dan memiliki reputasi baik dalam hal keamanan komunitasnya. Dengan tingkat enkripsi yang tinggi dan ketertutupan komunikasi, Signal berperan penting dalam menjaga privasi dan keamanan penggunanya. Pasalnya, Signal tidak menggunakan enkripsi pemerintah tertentu dan tidak menggunakan hosting dari server pemerintah mana pun.