Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa kesepakatan dengan perusahaan induk TikTok asal China, ByteDance, untuk menjual aplikasi video pendek itu akan tercapai sebelum batas waktu 5 April. Sejak Januari, TikTok diminta untuk menemukan pembeli non-China atau menghadapi larangan di AS berdasarkan undang-undang 2024 demi alasan keamanan nasional. Trump menyampaikan bahwa ada banyak calon pembeli yang menunjukkan minat besar untuk mengakuisisi TikTok. Pasca pernyataan Trump, investor tengah mempertimbangkan langkah mereka terhadap aplikasi tersebut.
Blackstone, perusahaan ekuitas swasta, sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk berinvestasi minoritas dalam operasi TikTok di AS. Hal ini berdasarkan laporan Reuters yang mengungkap bahwa Blackstone sedang dalam proses evaluasi terkait investasi tersebut. Pencegahan AS terhadap kepemilikan TikTok oleh ByteDance adalah akibat kekhawatiran bahwa China akan memanfaatkan aplikasi ini untuk tujuan operasi pengaruh dan pengumpulan data warga Amerika. Trump mengakui peran penting China dalam kesepakatan tersebut dan mengisyaratkan kemungkinan keringanan tarif sebagai insentif mengakhiri negosiasi.
Dalam perkembangan terbaru, Wakil Presiden AS JD Vance memperkirakan kesepakatan akan mencapai hasil sebelum 5 April 2025. Masa depan TikTok di AS masih belum pasti setelah undang-undang 2024 mewajibkan ByteDance melepas kepemilikannya paling lambat 19 Januari. Dalam pembahasan kesepakatan ini, Gedung Putih terlibat secara intensif dan dianggap berperan sebagai bank investasi. Saat ini, TikTok digunakan oleh sekitar 170 juta warga AS.