Bos Nvidia, Jensen Huang, menyuarakan pandangannya bahwa perang dengan China justru bisa merugikan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, perkembangan teknologi di Beijing dapat berdampak positif bagi Washington, dengan perkiraan pangsa pasar AI di China dapat mencapai US$50 miliar dalam waktu dua hingga tiga tahun. Huang menekankan pentingnya tetap bergerak cepat dan menjual teknologi AS ke China untuk mendapatkan pendapatan, pajak, dan lapangan kerja yang lebih baik.
Ini bukanlah pertama kalinya Huang memuji China. Sebelumnya, dalam sebuah konferensi bulan April, dia mengakui China tidak tertinggal dalam bidang AI dan menilai Huawei sebagai salah satu perusahaan teknologi terkuat di dunia. Namun, Nvidia sendiri menjadi korban dari perang dagang antara dua negara itu setelah AS membatasi pengiriman chip H20 perusahaan ke China. Dampaknya, Nvidia mengalami kerugian sebesar US$5,5 miliar dalam satu kuartal, yang menandakan kemungkinan perlambatan pertumbuhan perusahaan.
Huang menegaskan bahwa dunia ingin ikut serta dalam perkembangan AI saat ini, dan mendorong AS untuk memperlihatkan kemampuan AI mereka kepada banyak orang. Dengan demikian, dia mengajak untuk segera memperlihatkan kemampuan AI Amerika kepada seluruh dunia. Hal ini merupakan langkah penting dalam memastikan keberlanjutan pertumbuhan teknologi AI di masa mendatang.