Berita  

Serangan Siber Terhadap Marks & Spencer: Rugi Rp15,35 Triliun

Serangan Siber Terhadap Marks & Spencer: Rugi Rp15,35 Triliun

Marks & Spencer (M&S) dan Harrods, dua perusahaan ritel terkemuka asal Inggris, baru-baru ini mengalami serangan siber besar yang berdampak signifikan pada operasional mereka. M&S terpaksa menunda layanan pemesanan online mereka karena serangan ini, sementara Harrods mengalami insiden serupa namun masih bisa menjalankan operasional toko secara normal.

Pada tanggal 21 April, M&S mulai menghadapi masalah dengan pembayaran nirsentuh dan layanan click-and-collect mereka, yang kemudian dikonfirmasi sebagai insiden siber oleh perusahaan. Seminggu berselang, M&S harus menangguhkan semua pemesanan online, menarik lowongan kerja dari situs web, dan mengumumkan keterbatasan stok makanan serta kendala dalam proses pengembalian barang.

Di sisi lain, Harrods juga mengalami serangan siber pada 1 Mei namun berhasil menjalankan operasional toko secara normal. Meskipun belum diungkapkan seberapa parah serangan tersebut atau apakah data pelanggan terdampak, investigasi oleh Kepolisian Metropolitan London dan NCSC sedang berlangsung.

Pemulihan penuh layanan online M&S masih belum tercapai hingga saat ini, dengan pelanggan hanya bisa menjelajahi situs tetapi tidak bisa menyelesaikan transaksi. Harrods tetap menjaga kerahasiaan mengenai jenis serangan yang mereka alami, sementara para pakar menduga bahwa serangan tersebut merupakan dampak ransomware.

Dibuat oleh kelompok peretas muda berbahasa Inggris, serangan ini menggunakan ransomware bernama DragonForce untuk menyusup ke sistem. Peretasan ini mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi M&S, dengan nilai pasar perusahaan menyusut lebih dari 700 juta poundsterling.

Masalah serius yang dihadapi oleh M&S dan Harrods ini menunjukkan pentingnya perlindungan keamanan siber bagi perusahaan ritel. Sebagai respons, NCSC dan pihak berwenang terkait mendorong perusahaan-perusahaan ritel untuk terus memperkuat sistem keamanan digital mereka guna menghadapi ancaman serupa di masa depan.

Source link