Berita  

Raja Ecommerce Tutup: Nasibnya Menguat di RI

Raja Ecommerce Tutup: Nasibnya Menguat di RI

PDD Holdings, perusahaan e-commerce terkemuka asal China, mengalami penurunan laba dan harga sahamnya dalam laporan terbaru. Laba bersih perusahaan tersebut turun 47% menjadi 14,74 miliar yuan (Rp 33,3 triliun) pada kuartal pertama, karena persaingan ketat di pasar lokal dan ketidakpastian perdagangan global. Persaingan sengit di China dengan Alibaba dan JD.com membuat PDD terlibat dalam perang harga untuk menarik konsumen.

Selain PDD, Alibaba juga melaporkan penurunan dari perkiraan pendapatan kuartalannya, sementara JD.com mengalami kenaikan berkat program tukar tambah. Di luar negeri, PDD menjadi korban dari perang dagang antara AS dan China, yang kemudian mengalami penurunan selama 90 hari. Ketidakpastian ini mempengaruhi seluruh bisnis global PDD, termasuk para merchant di platformnya.

Perubahan kebijakan eksternal dan tarif yang diberlakukan menciptakan tekanan besar bagi pedagang PDD. Perang dagang juga memaksa PDD untuk menghapus penjualan merchant asal China di AS, hanya menampilkan barang yang tidak dikenai tarif tambahan. Terkait tarif, Trump memberi kelonggaran dengan pemangkasan hingga 54% dari 120% dalam kategori ‘de minimis’ untuk barang dengan tarif minimum US$100 (Rp 1,6 juta).

‘De minimis’ adalah kategori untuk barang berukuran kecil dengan harga murah yang dikirim ke AS melalui jasa pos. Sebelum perang dagang, produk dalam kategori tersebut bebas bea masuk jika harganya tidak melebihi US$800 (Rp 13 juta). Keseluruhan, situasi ekonomi global dan perang dagang antara China dan AS mempengaruhi banyak perusahaan e-commerce, termasuk PDD Holdings.

Source link