Xiaomi, perusahaan teknologi dan produsen ponsel terkemuka di China, kini menghadapi dampak dari pembatasan baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terkait dengan perangkat lunak desain chip. Sebagaimana dilaporkan oleh Financial Times, pembatasan ini berpotensi menghambat tujuan China dalam memproduksi semikonduktor canggih. Xiaomi baru-baru ini memperkenalkan chip mobile buatannya sendiri, yakni XRING 01, yang diproduksi menggunakan teknologi mutakhir 3 nanometer dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan ditujukan untuk ponsel flagship terbaru perusahaan. Namun, Bureau of Industry and Security (BIS) dari Departemen Perdagangan AS telah menginstruksikan perusahaan electronic design automation (EDA) untuk menghentikan pasokan perangkat lunak kepada perusahaan-perusahaan China. Langkah ini maka membuat akses yang penting untuk perangkat lunak yang diperlukan dalam penciptaan chip canggih menjadi terputus. Dengan pembatasan baru ini, chip yang dibuat oleh Xiaomi mungkin akan menghadapi tantangan karena bergantung pada perangkat lunak EDA yang saat ini dilarang. Meskipun kontribusi dari chip kustom ini masih kecil pada penjualan ponsel Xiaomi, perusahaan berencana untuk menggunakannya di seluruh perangkat premium mereka di masa mendatang. Perusahaan China lainnya, seperti Lenovo dan Bitmain, juga berhadapan dengan risiko serupa karena mereka telah merancang chip mereka sendiri dengan menggunakan teknologi EDA dari AS dan fasilitas produksi TSMC. Meskipun batasan yang baru belum sepenuhnya diumumkan, kemungkinan lisensi yang ada tetap berlaku, namun pembaruan perangkat lunak dan dukungan teknis ke depan akan terhambat. Hal ini menandakan bahwa pemerintahan AS ingin menghentikan pengembangan perusahaan China yang tergantung pada TSMC dan perangkat lunak AS. Meski demikian, produksi chip untuk smartphone, tablet, dan aplikasi lainnya yang tidak sensitif masih diizinkan oleh TSMC. Perusahaan teknologi seperti Alibaba dan Baidu juga sedang mengembangkan chip internal mereka sendiri, namun dampak larangan EDA terhadap mereka masih belum jelas.
Krisis Raja HP China Akibat Kebijakan Donald Trump

Read Also
Recommendation for You

Sebuah penelitian terbaru dari ilmuwan Radboud University di Belanda telah mengungkap temuan mengejutkan mengenai akhir…

Perubahan Cuaca di Indonesia: Prediksi BMKG Cuaca di Indonesia dalam beberapa hari ke depan dipengaruhi…

Pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan perkembangan baru dalam negosiasi masa depan TikTok dengan memastikan bahwa…

CNBC Indonesia menyelenggarakan Fintech Forum dengan tema “Identitas Terverifikasi Jadi Benteng Keamanan Perbankan di Era…

Penemuan objek asing yang menabrak orbit Bumi baru-baru ini telah memicu kembali spekulasi seputar keberadaan…