Di bulan Maret 2024, Grobogan, Jawa Tengah, dilanda fenomena alam yang mengejutkan. Sebuah gundukan tanah besar tiba-tiba muncul dan disebut sebagai ‘gunung api’ baru. Spekulasi pun muncul di media sosial seiring dengan berbagai video dan foto yang menampilkan semburan tanah seperti letusan gunung berapi. Publik pun menyuarakan keraguan terhadap informasi yang berkembang.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid A.N, mengklarifikasi bahwa gundukan lumpur di Grobogan sebenarnya adalah ‘mud volcano’. Penyebab terbentuknya gundukan ini adalah adanya natural gas yang naik ke permukaan melalui sesar mendatar dan membawa lumpur dengan densitas lebih rendah dari sedimen sekitarnya. Fenomena tersebut biasa terjadi di daerah tersebut.
Dampak dari kemunculan gunung lumpur cukup signifikan. Meskipun tidak sekuat letusan gunung api, semburan ‘mud volcano’ tersebut dapat merusak lahan pertanian, menyebarkan lumpur panas yang berbahaya, dan mengeluarkan gas beracun. Namun, pada sisi lain, kemunculan ini juga membuka peluang di sektor pariwisata dan industri kreatif dengan potensi alam yang dimiliki.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi untuk mengatasi akibat yang ditimbulkan, sementara peluang eksplorasi dan penelitian di daerah tersebut juga tetap terbuka lebar. Objek penelitian yang menarik bagi ilmuwan geologi, biologi, dan lingkungan dapat memberikan informasi berharga terkait potensi sumber daya alam, kerak bumi, serta manfaat dari komponen yang terkandung dalam lumpur panas. Sehingga, kehadiran fenomena ‘mud volcano’ di Grobogan tidak hanya menimbulkan dampak negatif, tetapi juga membuka berbagai peluang baru yang dapat dimanfaatkan secara positif.
