OpenAI melaporkan pendapatan tahunan berulang (annual recurring revenue atau ARR) sebesar US$10 miliar (Rp 162,7 triliun) dalam waktu kurang dari tiga tahun setelah meluncurkan ChatGPT. Pendapatan ARR OpenAI meliputi penjualan produk konsumen, produk bisnis ChatGPT, dan application programming interface atau API. Menurut juru bicara perusahaan, jumlah tersebut belum termasuk lisensi Microsoft dan transaksi satu kali terbesar.
Pendapatan ARR OpenAI mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan mencatatkan pendapatan sekitar US$5,5 miliar (Rp 89,5 triliun) sepanjang tahun 2024. OpenAI memiliki ambisi besar dalam hal pendapatan perusahaan, dengan target mencapai US$125 miliar pada tahun 2029.
Munculnya nama OpenAI yang lebih dikenal secara luas berkat ChatGPT yang diluncurkan pada 30 November 2022. Chatbot ini dengan cepat menjadi sangat populer dengan 100 juta pengguna mingguan pada saat itu. Perusahaan kemudian meluncurkan produk bisnisnya dan pada akhir Maret, OpenAI memiliki 500 juta pengguna aktif mingguan.
Dalam perkembangannya, produk bisnis berbayar OpenAI digunakan oleh sekitar tiga juta pengguna pada awal bulan ini, meningkat dari dua juta pengguna pada bulan Februari sebelumnya. OpenAI berhasil menutup putaran pendanaan dengan jumlah pendanaan mencapai US$40 miliar, disebut sebagai kesepakatan terbesar yang pernah ada dalam perusahaan teknologi swasta.
Sementara itu, CNBC Internasional melaporkan bahwa OpenAI memiliki nilai 30 kali lipat pendapatannya, menunjukkan harapan pertumbuhan yang sangat tinggi oleh beberapa investor. Perusahaan ini didukung oleh sejumlah nama besar, di antaranya Softbank Jepang, Microsoft, Coatue, Altimeter, serta Thrive.