Anak muda, khususnya yang termasuk dalam Generasi Z, mulai merasa bosan dengan penggunaan smartphone dan memilih untuk kembali menggunakan ponsel jadul atau feature phone yang lebih sederhana. Jose Briones, seorang influencer yang mempromosikan penggunaan dumb phone, mengatakan bahwa tren ini mulai terlihat di kalangan Generasi Z yang lelah dengan ketergantungan pada layar sentuh smartphone.
Di Amerika Serikat, tren ini semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan perusahaan seperti HMD Global, pemilik merek Nokia, mendapatkan keuntungan dengan kembali merilis berbagai tipe ponsel klasik dari era awal 2000-an. Penjualan feature phone di AS meningkat secara signifikan, terutama saat penjualan smartphone global mengalami penurunan. Pasar utama ponsel jadul masih didominasi oleh negara-negara berkembang seperti India, Afrika, dan Timur Tengah.
Di Indonesia, pasar smartphone juga menunjukkan perkembangan menarik. Meskipun sempat mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi masyarakat yang lemah, pasar smartphone kembali bangkit pada tahun 2024. Pertumbuhan pasar ini didorong oleh peningkatan penjualan ponsel harga terjangkau, terutama kelas ultra low-end dan menengah. Sebaliknya, penjualan smartphone premium mengalami penurunan, sebagian karena larangan penjualan iPhone 16.
Ketersediaan ponsel 5G yang semakin terjangkau pun mulai menarik minat konsumen di Indonesia. Pangsa pasar ponsel 5G di negara ini mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang tahun 2024, didorong oleh peluncuran model-model baru dengan harga yang lebih bersaing. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap ponsel yang lebih sederhana dan terjangkau semakin meningkat, sementara smartphone mahal mulai kurang diminati.
