Dunia digital saat ini dihadapkan pada ancaman baru dengan semakin canggihnya teknologi kecerdasan buatan (AI). Ancaman penipuan yang sebelumnya bergantung pada rekayasa sosial telah berkembang dengan memanfaatkan AI, mulai dari kloning suara hingga manipulasi visual. Diprediksi bahwa pada tahun 2025, penipuan berbasis AI akan menjadi ancaman utama bagi layanan fintech dan rekening bank pribadi. Pelaku kejahatan kini memiliki senjata baru yang sulit dideteksi dan sangat canggih.
Forbes baru-baru ini merilis laporan yang mengungkap bahwa teknologi AI tidak hanya digunakan untuk tujuan produktif, tetapi juga sebagai senjata bagi sindikat penipuan global. Berikut adalah empat modus penipuan AI yang harus diwaspadai oleh masyarakat maupun korporasi:
Pertama, penipuan Deepfake & AI dalam Serangan Email Bisnis (BEC). Penjahat siber menggunakan AI untuk menciptakan video dan audio palsu yang sangat meyakinkan. Contohnya, di Hong Kong sebuah penyamaran sebagai bos perusahaan melalui panggilan Zoom palsu berhasil memaksa pegawai untuk mentransfer dana besar. Email BEC saat ini bahkan sebagian besar dibuat sepenuhnya oleh AI.
Kedua, Chatbot Penipu Asmara. Penipuan asmara semakin canggih dengan chatbot AI otonom yang digunakan untuk merayu korban. Percakapan dengan chatbot ini bisa sangat natural sehingga sulit dibedakan dengan manusia pada awalnya.
Ketiga, “Pig Butchering” dengan Menggunakan AI Massal. Skema penipuan investasi yang dikenal sebagai “pig butchering” kini dilakukan secara massal dengan bantuan AI. Penipu menggunakan berbagai alat untuk memancing korban, termasuk pesan massal dan deepfake untuk membuat panggilan video serta kloning suara.
Terakhir, Pemerasan Deepfake yang Menargetkan Eksekutif dan Pejabat. Pemerasan dengan video deepfake semakin marak, terutama di Singapura. Penjahat mengancam dengan video deepfake yang menampilkan wajah para pejabat dan menuntut pembayaran kripto. Diperkirakan penipuan semacam ini akan terus berkembang dengan mudahnya akses ke perangkat lunak deepfake. Dengan teknologi yang semakin canggih, diharapkan masyarakat dan korporasi dapat lebih waspada terhadap modus-modus penipuan AI yang merugikan.