Tren gaya hidup dari era 2000-an, sering disebut ‘Y2K’, kembali diminati oleh generasi muda saat ini. Selain fesyen dan estetika, popularitas perangkat teknologi, seperti smartphone lawas seperti Nokia dan BlackBerry, juga mulai diperhatikan. Zinwa Technologies dari China bahkan berencana untuk merilis ulang BlackBerry Classic Q20 versi modern tahun 2014 sebagai respon terhadap tren ini.
BlackBerry sendiri dulu merupakan salah satu merek HP yang sangat populer dengan fitur keyboard fisik QWERTY yang menjadi andalan. Namun, ketika Android dan iPhone mulai mendominasi pasar, BlackBerry mulai kesulitan bersaing sehingga pada tahun 2016 mereka akhirnya menghentikan produksi HP.
Belakangan ini, BlackBerry telah beralih fokus menjadi perusahaan software. Hal ini terbukti dengan peningkatan prediksi pendapatan tahunan mereka, terutama dari layanan keamanan siber yang semakin diminati di era digital ini. Prediksi pendapatan yang lebih tinggi membuat saham BlackBerry menguat di bursa saham Amerika.
Kejahatan siber semakin meningkat dan menjadi perhatian serius bagi banyak perusahaan dan lembaga. Ini memberikan keuntungan bagi BlackBerry yang menawarkan berbagai solusi keamanan siber. Diperkirakan pendapatan BlackBerry untuk tahun fiskal 2026 akan mencapai kisaran US$508-538 juta, mengalami lonjakan dari prediksi sebelumnya.
BlackBerry juga meningkatkan estimasi pendapatan dari segmen komunikasi aman yang menawarkan software keamanan intelejen bagi perusahaan dan pemerintah. Diharapkan segmen ini dapat mencapai pendapatan antara US$234-244 juta, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.
Di tengah perkembangan teknologi dan kejahatan siber yang semakin canggih, BlackBerry terus berupaya untuk memberikan solusi keamanan yang terbaik bagi para pelanggan mereka. Melalui diversifikasi bisnis ke arah software, BlackBerry berpotensi untuk terus berkembang dan memperkuat posisinya di pasar global.
