WhatsApp telah dilarang untuk digunakan di semua perangkat HP anggota DPR Amerika Serikat (AS) berdasarkan memo yang diterbitkan oleh Kantor Keamanan Siber AS. Alasan di balik pelarangan ini adalah kurangnya transparansi WhatsApp dalam perlindungan data pengguna, serta ketidakadanya penyimpanan enkripsi data yang membuatnya rentan terhadap potensi risiko keamanan. Kepala Kantor Keamanan Siber AS juga merekomendasikan untuk beralih ke platform pesan singkat lain seperti Microsoft Team, Amazon Wickr, Signal, iMessage, dan FaceTime Apple.
Meskipun demikian, pihak Meta yang merupakan perusahaan induk WhatsApp menegaskan bahwa platformnya masih menyediakan tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada aplikasi lain yang diizinkan di lingkungan DPR AS. Belum lama ini, petinggi WhatsApp mengungkapkan bahwa perusahaan mata-mata Israel, Paragon Solutions, telah menargetkan beberapa pengguna termasuk jurnalis dan masyarakat sipil. Selain WhatsApp, DPR AS sebelumnya juga telah memblokir aplikasi seperti TikTok karena isu keamanan.
Perlu ditekankan bahwa larangan ini hanya berlaku di lingkungan kerja pegawai dan anggota DPR AS, dan tidak berlaku secara nasional. Meskipun kontroversi seputar larangan WhatsApp ini masih terus berlanjut, keputusan ini telah memicu perdebatan yang memengaruhi penggunaan aplikasi pesan di lingkungan politik Amerika Serikat.
