Huawei Terus Ditekan oleh AS dalam Kasus Kriminal
AS terus menekan Huawei dalam kasus kriminal yang melibatkan pemerasan, pencurian teknologi, dan pelanggaran sanksi terhadap Iran. Pengadilan federal AS menolak sebagian besar permohonan Huawei untuk menggugurkan dakwaan yang menjeratnya. Hakim Distrik AS Ann Donnelly di Brooklyn menyatakan bahwa terdapat bukti kuat tentang adanya pencurian rahasia dagang dari enam perusahaan AS oleh Huawei, serta penipuan terhadap bank dan pemerasan korporat.
Sebuah poin utama dalam dakwaan tersebut adalah keterlibatan Huawei dalam aktivitas ilegal di Iran melalui perusahaan bernama Skycom. Jaksa menuduh Skycom sebagai anak usaha tak langsung Huawei yang memfasilitasi transaksi bisnis di Iran, meskipun negara tersebut telah dikenai sanksi oleh AS. Transaksi senilai lebih dari US$100 juta dilaporkan melewati sistem keuangan AS.
Meskipun Huawei telah mengaku tidak bersalah dan menuduh bahwa mereka menjadi target penegakan hukum yang bermotif politik, sidang kasus ini dijadwalkan dimulai pada 4 Mei 2026. Kasus ini merupakan bagian dari investigasi besar dalam “China Initiative”, sebuah program Departemen Kehakiman AS era Trump untuk mengatasi pencurian kekayaan intelektual oleh Tiongkok. Meski inisiatif itu telah dibubarkan pada 2022 oleh pemerintahan Biden, kasus Huawei tetap berlanjut.
Meskipun Huawei telah dilarang mengakses banyak teknologi Amerika sejak 2019, perusahaan tersebut tetap membantah semua tuduhan dan menyatakan bahwa mereka tidak membahayakan keamanan nasional AS. Oleh karena itu, kasus Huawei terus menjadi sorotan dan memperkuat ketegangan antara China dan AS dalam bidang teknologi.