Penjualan mobil Tesla terus mengalami penurunan yang signifikan di saat CEO Elon Musk tengah terlibat dalam perseteruan dengan Presiden AS Donald Trump. Raksasa mobil listrik ini melaporkan pengiriman sebanyak 384.122 unit sepanjang kuartal-II 2025, menurun 14% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Analis Wall Street telah memprediksi penurunan penjualan Tesla terutama di Eropa, disebabkan oleh tekanan pesaingan dari merek mobil listrik China dan reputasi politik Musk yang memengaruhi minat konsumen.
Selain itu, Tesla juga masih terus menjual produk-produk lawas, sementara upaya untuk merilis mobil listrik murah terus tertunda. Peluncuran Cybertruck, meskipun menarik, kurang diminati luas karena harga yang dipatok di kisaran US$60.000. Investasi besar dalam teknologi otonomi, termasuk robotaxi Model Y yang dapat mengemudi sendiri, tampaknya belum memberikan dampak positif secara finansial dalam waktu yang singkat.
Kinerja buruk Tesla telah menjadi hal wajar dalam beberapa periode terakhir. Musk diharapkan akan memberikan penjelasan yang masuk akal pada laporan keuangan di bulan Juli mendatang. Minat konsumen terhadap mobil listrik secara umum tercatat menurun, dengan hanya 16% orang dewasa di AS yang berencana membeli mobil listrik. Faktor-faktor seperti harga tinggi, kecemasan terhadap jangkauan, serta kekhawatiran terkait perbaikan baterai mempengaruhi keputusan pembelian.
Meskipun demikian, ada indikasi kesuksesan dalam bisnis mobil listrik di AS dengan penjualan General Motors yang naik 111% dari tahun sebelumnya. Sementara banyak produsen mobil lain melaporkan penurunan penjualan, minat terhadap mobil hibrida juga mulai tumbuh di pasaran. Ford, misalnya, mencatat peningkatan penjualan mobil listrik murni dan hibrida sebesar 6,6% pada kuartal terakhir. Toyota juga berencana untuk meningkatkan penjualan mobil hibrida plug-in menjadi 20% pada tahun 2030.