Singapura baru-baru ini mengalami serangan siber yang melibatkan pelaku dari China, yang diduga memanfaatkan server yang menggunakan chip canggih buatan Nvidia dari Amerika Serikat. Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura, K. Shanmugam, mengungkapkan bahwa tiga pria, termasuk warga negara China, telah didakwa atas kasus penipuan terkait serangan tersebut. Server yang terlibat dalam kasus ini dipasok oleh Dell Technologies dan Super Micro Computer kepada perusahaan-perusahaan di Singapura sebelum dikirim ke Malaysia. Singapura telah meminta otoritas AS untuk memverifikasi server tersebut, sementara otoritas setempat tengah menyelidiki kasus ini secara independen setelah menerima laporan anonim.
Berita ini juga terkait dengan investigasi AS terhadap penggunaan chip AS yang dilarang oleh perusahaan China, DeepSeek. Reuters sebelumnya melaporkan bahwa universitas dan lembaga riset di China memperoleh chip AI Nvidia yang tertanam dalam produk server dari berbagai merek. Kasus ini merupakan bagian dari investigasi lebih luas terhadap penyelundupan chip AI ke China. Singapura, sebagai pasar terbesar kedua Nvidia setelah AS, menjadi sorotan dalam investigasi ini. Namun, pelanggan di Singapura sering menggunakan negara tersebut sebagai pusat penagihan untuk penjualan ke negara lain.
Beberapa pemimpin startup AI dari AS mengklaim bahwa DeepSeek memiliki ribuan chip Nvidia kelas atas yang seharusnya tidak diekspor ke China. Meskipun belum ada bukti konkret yang ditunjukkan, perusahaan tersebut memberikan penjelasan terkait chip yang sah digunakan pada tahun 2023. Nvidia dan DeepSeek menolak memberikan komentar terkait kasus ini. Dengan demikian, kasus serangan siber dan penggunaan chip AI terlarang menjadi sorotan dalam investigasi yang melibatkan beberapa negara.
Sebagai informasi tambahan, artikel ini berasal dari CNBC Indonesia.