Operator telekomunikasi menyambut langkah pemerintah untuk melibatkan sektor swasta dalam percepatan pembangunan infrastruktur digital, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Namun, mereka juga menyoroti beberapa hambatan yang perlu diatasi agar investasi berjalan optimal.
Muhammad Danny Buldansyah, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), menyatakan bahwa pemerintah dan operator memiliki tujuan yang sejalan dalam memperluas jangkauan layanan internet di Indonesia. Namun, perlu ada kesepahaman yang lebih jelas terkait target cakupan dan prioritas wilayah.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah beban biaya regulasi yang dinilai terlalu tinggi. Danny menjelaskan bahwa regulasi yang memiliki biaya tinggi dapat membatasi investasi operator. Meskipun demikian, operator bersedia terus berinvestasi untuk mengembangkan infrastruktur.
Danny juga mengungkapkan bahwa di beberapa negara, pemerintah memberikan spektrum frekuensi secara gratis untuk mendorong investasi jaringan. Namun, di Indonesia, biaya untuk spektrum dapat mencapai 12%-14% dari pendapatan operator. Hal ini dianggap memberatkan dan menyulitkan ekspansi ke wilayah-wilayah yang kurang menjanjikan secara ekonomi.
Dengan meningkatnya cakupan layanan internet, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan perekonomian nasional. Danny juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas layanan internet di Indonesia agar tidak tertinggal oleh negara lain.
Sebagai langkah selanjutnya, Danny berharap pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dapat duduk bersama untuk menciptakan ekosistem yang sehat. Hal ini diharapkan dapat mempercepat investasi swasta dalam membangun infrastruktur internet yang lebih optimal untuk kepentingan masyarakat luas.