Kasus Pengadaan Laptop ChromebookOS Kemenristek yang Bermasalah
Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi tengah dihadapkan pada kontroversi terkait pengadaan laptop ChromebookOS. Proses pengadaan tersebut melibatkan sejumlah produsen komputer lokal, salah satunya adalah Zyrex.
Dalam sebuah siaran pers dan keterbukaan informasi pada bulan Juli 2021 lalu, Zyrex mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima pesanan sebanyak 165 ribu unit laptop. Pengadaan ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam rangka program digitalisasi pendidikan.
Evan Jordan, Sekretaris Perusahaan ZYRX, menyampaikan bahwa Zyrex telah siap untuk memenuhi pesanan 165.000 unit laptop dengan total nilai mencapai Rp700 miliar. Mereka juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan laptop dalam negeri senilai Rp17 triliun hingga tahun 2024.
Sejak tahun 2021, Zyrex telah bersiap untuk memproduksi laptop dalam negeri sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan digitalisasi pendidikan, termasuk program #SiswaTOP atau Satu Siswa Laptop yang dicanangkan oleh perusahaan.
Namun, investigasi yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung terkait dengan pengadaan ChromeOS ini menemui hambatan. Kerugian negara yang terjadi akibat kasus ini diperkirakan mencapai Rp1,98 triliun. Kejagung juga telah menetapkan empat orang tersangka terkait kasus tersebut, di antaranya adalah Direktur Sekolah Dasar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 2020-2021 bernama Sri Wahyuningsih (SW), Direktur SMP pada Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Mulatsyah (MUL), Konsultan Teknologi di Kemdikbudristek, Ibrahim Arief atau IBAM, dan Staf Khusus Menteri, Jurist Tan.
Kejaksaan Agung terus melakukan pendalaman terhadap kasus pengadaan laptop ChromebookOS ini, termasuk memanggil sejumlah pihak terkait. Meskipun demikian, penyidik masih membutuhkan alat bukti yang cukup untuk melanjutkan proses penyelidikan. Nadiem Makarim, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, juga turut memberikan klarifikasi terkait anggaran yang dialokasikan untuk program digitalisasi pendidikan tersebut.