Maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot, mengalami serangan siber massal yang dilakukan oleh kelompok peretas pro-Ukraina. Akibatnya, lebih dari 50 penerbangan dibatalkan dan ribuan penumpang terdampak, menjadikannya insiden siber terparah yang pernah terjadi pada industri penerbangan Rusia. Kremlin mengekspresikan kekhawatiran atas situasi ini, sementara anggota parlemen menyebutnya sebagai peringatan keras bagi Rusia. Jaksa telah memulai penyelidikan pidana terkait gangguan pada maskapai nasional tersebut yang disebabkan oleh peretasan.
Anggota parlemen senior Anton Gorelkin menyatakan bahwa Rusia sedang menghadapi serangan digital yang tidak boleh diabaikan. Kelompok Silent Crow dan Belarusian Cyberpartisans mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka berhasil menghancurkan 7.000 server Aeroflot dan mengambil alih komputer pribadi staf, termasuk manajemen senior. Ancaman mereka untuk membocorkan data pribadi dari penumpang Aeroflot telah menimbulkan kekacauan di Bandara Sheremetyevo, Moskow.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, para pelancong di negara tersebut sering mengalami gangguan penerbangan. Namun, serangan siber terhadap Aeroflot dipandang sebagai yang paling merugikan karena melibatkan maskapai nasional dengan dampak yang luas. Mantan pilot Aeroflot, Andrei Litvinov, menyebut ini sebagai bencana serius dan menyoroti potensi kerugian jangka panjang jika seluruh data internal perusahaan bocor. Litvinov juga mencatat bahwa jenis serangan baru ini memiliki dampak yang lebih besar daripada serangan drone yang biasa terjadi sebelumnya.